Samarinda, bachkim24h.com – Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur menyiapkan dua alternatif untuk mengatasi permasalahan biaya pendidikan yang menjadi keluhan orang tua khususnya dalam pembelian buku pelajaran untuk siswa sekolah.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menjelaskan, langkah pertama yang dilakukan adalah mengalokasikan Rp62 miliar setiap tahunnya untuk pembelian buku. Anggaran ini dinilai signifikan dan memerlukan kajian lebih lanjut mengenai kemampuan keuangan kota untuk menutupinya secara berkelanjutan.
Jumlah ini sangat besar dan kita harus melihat stabilitas keuangan kota untuk menutupi biaya tersebut setiap tahunnya, kata Andi Harun dilansir Antara, Senin, 5 Agustus 2024.
Pilihan kedua yang sedang dipertimbangkan adalah menilai kembali kebutuhan akan buku tambahan. Meskipun ada pemotongan anggaran, langkah ini berisiko mengurangi kesempatan siswa untuk mengakses lebih banyak informasi yang mendukung kemampuan membaca dan menulis mereka.
“Kita bisa memutuskan untuk tidak memberikan buku pendukung, namun risikonya adalah siswa akan kehilangan kesempatan mendapatkan informasi tambahan yang penting untuk literasi mereka,” jelasnya.
Andi Harun menekankan pentingnya buku tambahan dalam meningkatkan mutu pendidikan dan daya saing peserta didik di masa depan. Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Pendidikan sedang mempertimbangkan dua opsi, dengan komitmen mencari solusi yang bisa diterapkan pada pertemuan berikutnya.
Melihat situasi saat ini, sekolah-sekolah di bawah Pemerintah Kota Samarinda menghadapi tantangan kurangnya dana untuk menyediakan lebih banyak buku pelajaran. Dengan jumlah SD sebanyak 163 SD dan 49 SMA serta jumlah siswa hampir 90 ribu orang, kebutuhan 19 jenis buku pendukung harus dipenuhi.
Pada jenjang SD, jumlah buku penunjang yang dibutuhkan sebanyak 9 kategori, sedangkan pada jenjang SMP berjumlah 10 kategori buku penunjang.
Dengan harga paket buku tambahan yang berkisar antara Rp500.000 hingga Rp700.000, maka anggaran yang dibutuhkan diperkirakan sebesar Rp62.976.200.000 untuk seluruh siswa. Pendanaan bantuan daerah sekolah (BOSDA) hanya dapat menutupi 20 persen dari total kebutuhan buku pelajaran, sehingga semakin sulit menemukan solusi yang menyeimbangkan anggaran dengan kebutuhan pendidikan.
“Kami berkomitmen untuk memastikan setiap siswa mempunyai akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas, dan kami akan terus berusaha mencari solusi yang menyeimbangkan anggaran dan kebutuhan siswa,” kata Andi Harun. (Antara) Luncurkan Buku Sawit, Saleh Husin: Cegah RI Terjerumus ke Jebakan Kelas Menengah Saleh Husin mengatakan sawit merupakan produk unggulan dan anugerah Tuhan bagi umat manusia di Indonesia. bachkim24h.com.co.id 10 Oktober 2024