Categories
Bisnis

Mantap, Laba Perusahaan Boy Thohir Tumbuh 418% di Semester I 2024

bachkim24h.com, Jakarta – Perusahaan energi dan kimia PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 418% menjadi $20,6 juta atau sekitar Rp 331,9 miliar pada paruh pertama tahun 2024.

Diberitakan sebelumnya, laba perseroan meningkat 227,96% pada kuartal I 2024 seiring dengan upaya menekan beban pokok pendapatan.

Di sisi lain, pendapatan penerbit yang dimiliki Garibaldi Tohir atau Boi Tohir mengalami penurunan. Pendapatan ESSA pada paruh pertama tahun 2024 meningkat menjadi sekitar $151,61 juta atau Rp 2,4 miliar atau turun 10 persen dibandingkan tahun lalu.

“Namun EBITDA meningkat 48 persen YoY menjadi $61,6 juta pada periode yang sama tahun lalu, didorong oleh peningkatan volume produksi dan efisiensi biaya,” kata Shinta D. U. Siringoringo, Sekretaris Essa Indonesia Industries, dalam rilisnya mengenai hal tersebut. . Situs BEI, kutipan Minggu (14/7/2024).

Shinta juga mengindikasikan bahwa pabrik amoniak telah beroperasi pada tingkat produktivitas dan efisiensi yang optimal setelah berhasil menyelesaikan rencana penghentian sementara kegiatan operasional untuk pemeliharaan fasilitas yang berlangsung kurang lebih dua minggu.

Shinta menambahkan, “Kilang LNG mencatat lima tahun beroperasi bebas trip pada kuartal II tahun 2024. Sebaliknya, harga amonia menunjukkan tren kenaikan selama kuartal II tahun 2024. ESSA memperkirakan harga amonia di kilang LNG triwulan II semester 2024 dibandingkan harga semester I-2024 masih tetap atau lebih tinggi.

Dia menambahkan: “Pada saat yang sama, harga LPG tetap di atas harga terendah musiman karena pengurangan produksi minyak secara sukarela oleh OPEC+.”

Sekadar informasi, per 20 Juni 2024, Garibaldi Thohir memiliki 14,51% saham PT ESSA Industries Indonesia Tbk.

Sebelumnya, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, pendapatan perseroan turun 15,97%. Namun laba perusahaan dapat meningkat sebesar 227,96% seiring dengan tindakan perusahaan yang melakukan pengurangan biaya pendapatan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4/2024), perseroan mencatatkan pendapatan sebesar $73,82 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun (seluruh bursa Rp 16.234,20 per USD). Q1 2024. Pendapatan ini turun 15,97% dibandingkan pendapatan perusahaan pada Q1 2023 yang mencapai $87,85 juta.

Pada periode tersebut, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar $46,69 juta dibandingkan $69,44 juta pada kuartal I 2023. Alhasil, perseroan memperoleh laba kotor sebesar $27,13 juta pada kuartal I-2024. Meningkat 47,35% dari Q1 2023 yaitu $18,41 juta.

Hingga 31 Maret 2024, ESSA Industries Indonesia membukukan beban penjualan sebesar Rp209.099, beban umum dan administrasi sebesar USD6,83 juta, pendapatan keuangan sebesar USD915,992, beban keuangan sebesar USD3,47 juta, serta keuntungan dan kerugian lain-lain sebesar USD7,571.

Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba sebesar 10,21 juta dolar atau sekitar Rp 165,76 miliar yang diatribusikan kepada pemilik unit utama periode berjalan. Laba tersebut meningkat 227,96% dibandingkan laba kuartal I 2023 yang tercatat sebesar 3,11 juta dolar. milik

Aset perusahaan turun menjadi $683,26 juta pada 31 Maret 2024, dari $695,44 juta pada akhir tahun lalu. Liabilitas turun menjadi $172,9 juta pada kuartal pertama tahun 2024 dari $197,7 juta pada akhir tahun 2023. Kemudian, ekuitas meningkat menjadi $510,34 juta pada kuartal pertama tahun 2024 dari $497,74 juta pada bulan Desember 2023.

Meskipun ESSA menyadari harga amoniak turun 51% year-on-year menjadi rata-rata $344/t pada 1Q24, peningkatan volume produksi dan pengurangan biaya membantu meningkatkan EBITDA. Penurunan harga amoniak yang dipicu oleh permasalahan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Laut Merah pada awal tahun 2024, kemudian mengalami penurunan pada bulan Maret 2024 dan kemudian menunjukkan tren peningkatan.

ESSA memperkirakan harga amonia akan tetap sama seperti tahun 2023. Sementara itu, harga LPG menunjukkan peningkatan yang relatif kuat di tengah rendahnya produksi minyak di negara-negara OPEC+.

ESSA terus memperkuat komitmennya terhadap keunggulan manufaktur, kelestarian lingkungan, dan kemampuan beradaptasi terhadap dinamika industri yang terus berkembang. Dengan fokus terus-menerus pada inovasi dan pertumbuhan, ESSA terus menjajaki peluang baru sejalan dengan kompetensi intinya.