Categories
Kesehatan

Lakukan 5 Kebiasaan Sehari-hari Ini agar Panjang Umur, Termasuk Jangan Mager

bachkim24h.com, Jakarta Kebiasaan sehari-hari berperan penting dalam kesehatan dan umur panjang. Penelitian menunjukkan bahwa 25 persen perbedaan umur panjang disebabkan oleh faktor genetik. Sisanya 75 persen ditentukan oleh keberuntungan, lingkungan, dan kebiasaan kesehatan yang baik.

Penelitian terbaru terhadap orang-orang yang hidup hingga usia 100 tahun menunjukkan bahwa mereka memiliki kebiasaan sehat.

Hasil penelitian ini memberikan wawasan yang dapat membantu lebih banyak orang mencapai usia tua yang sehat, bebas dari penyakit dan kecacatan.

Meskipun Anda tidak dapat mengontrol setiap aspek kesehatan Anda, kebiasaan baik sehari-hari dapat meningkatkan peluang Anda untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.

Berikut lima kebiasaan sehari-hari yang bisa panjang umur dan sehat, seperti dilansir Best Life pada Minggu, 9 Juni 2024. 1. Jangan malas kalau mau olah raga (malas)

Seiring bertambahnya usia, terjadi perubahan pada tulang, otot, dan persendian tubuh, yang dapat memengaruhi mobilitas Anda. Namun, penelitian menunjukkan bahwa menjaga aktivitas fisik secara teratur sangat penting untuk umur panjang.

Aktivitas fisik membantu mengurangi risiko berbagai penyakit serius seperti hipertensi, diabetes tipe 2, dislipidemia, penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker.

Sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam Journal of Aging Research pada tahun 2012 menemukan bahwa orang yang aktif secara fisik memiliki risiko kematian 30 hingga 35 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak aktif.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peningkatan kecil sekalipun dalam aktivitas fisik, seperti B. Lebih banyak waktu untuk berjalan kaki setiap hari dapat berdampak besar pada kesehatan dan umur panjang.

 

Penting untuk diingat bahwa pola makan sangat penting bagi kesehatan tubuh, sedangkan konsumsi makanan olahan secara teratur dapat meningkatkan risiko kesehatan.

Mengubah pola makan, meskipun dilakukan secara bertahap pada usia berapa pun, dapat meningkatkan peluang Anda untuk hidup lebih lama.

Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa memperbaiki pola makan, bahkan di usia paruh baya atau lebih, dapat memperpanjang harapan hidup Anda lebih dari satu dekade.

Faktanya, peningkatan gizi sebesar 20 persen dikaitkan dengan penurunan angka kematian sebesar 14 persen.

Untuk mendapatkan manfaat tersebut, cobalah memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, lemak sehat, dan protein tanpa lemak sekaligus mengurangi asupan garam, gula, dan bahan pengawet.

Penelitian di Zona Biru, yaitu wilayah di dunia yang memiliki harapan hidup lebih lama dari rata-rata, menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi daging dapat membantu orang hidup lebih lama.

Para peneliti yang mempelajari zona umur panjang ini menemukan bahwa orang yang hidup hingga usia 100 tahun di zona biru hanya makan sekitar dua ons daging atau kurang sekitar lima kali sebulan.

Selain itu, sebagian besar dari mereka mengonsumsi lebih sedikit produk susu dibandingkan masyarakat umum.

“Orang-orang di empat dari lima zona biru makan daging, tetapi dalam jumlah yang sangat terbatas, dan menggunakannya sebagai hidangan khusus, sebagai lauk, atau sebagai cara untuk menambah rasa pada makanan,” kata para pakar zona biru.

Oleh karena itu, pola makan mereka sebagian besar terdiri dari makanan nabati, sekitar 95 persen.

Mempertahankan sikap positif dan tingkat stres yang rendah tampaknya berdampak positif pada umur panjang.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Gerontology and Geriatrics menemukan bahwa lebih dari separuh orang yang mencapai usia 100 tahun tidak mengalami depresi dan hanya memiliki tingkat kecemasan yang rendah, meskipun hilangnya kemandirian secara progresif membuat mereka rentan terhadap kecemasan kronis dan stres.

Siapa pun yang mencapai usia 100 tahun biasanya bereaksi terhadap situasi stres dengan tingkat kecemasan yang rendah.

Penelitian juga menunjukkan bahwa kondisi fisik yang baik seiring bertambahnya usia dapat memunculkan karakter positif dan kemampuan yang kuat dalam beradaptasi terhadap tantangan hidup.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga 50 persen konsumen meninggal karena tembakau.

Sebuah penelitian terhadap kebiasaan merokok orang yang berumur panjang menunjukkan bahwa merokok erat kaitannya dengan penyebab utama kematian pada lansia.

Merokok juga berkontribusi terhadap tingginya angka kematian dan kecacatan yang terkait dengan banyak penyakit kronis pada kelompok usia ini. Ditemukan bahwa 83,8 persen orang yang mencapai usia 100 tahun tidak pernah merokok.

Dari 17 persen sisanya, 13,5 persen adalah mantan perokok. Di antara mereka yang mencapai usia 100 tahun, hanya 2,7 persen yang merupakan perokok aktif.