JAKARTA – Korea Selatan akan mulai melakukan sertifikasi keamanan baterai kendaraan listrik berdasarkan serangkaian peraturan yang diumumkan pada Jumat.
Hal ini merupakan upaya untuk mengatasi kekhawatiran yang berkembang mengenai kebakaran baterai dan memastikan bahwa industri kendaraan listrik terus berkembang di negara ini.
Langkah tersebut menyusul ledakan mobil listrik di garasi parkir kompleks apartemen pada bulan Agustus, yang menyebabkan ratusan penghuni mengungsi.
Setelah kejadian ini, negosiasi ekstensif terjadi antara pemerintah dan industri mobil.
Hal ini juga terjadi setelah kebakaran di pabrik baterai litium pada bulan Juni yang menewaskan 23 pekerja.
“Kami akan menerapkan dua atau tiga lapis tindakan keselamatan untuk mencegah kebakaran sehingga masyarakat merasa aman,” kata Bang Ki Sun, Menteri Kantor Koordinasi Kebijakan pemerintah, pada konferensi pers pada hari Jumat.
Kebakaran pada Agustus lalu diyakini bermula dari baterai Mercedes-Benz AV, meski hasil akhir penyelidikan masih menunggu.
Pemerintah akan mewajibkan produsen kendaraan listrik dalam dan luar negeri untuk mengungkapkan pemasok baterai dan bahan yang digunakan.
Mereka akan mulai mensertifikasi keamanan baterai berdasarkan sistem baru yang akan mulai berlaku pada bulan Oktober.
Pemerintah juga meminta produsen kendaraan listrik untuk memasang fitur di semua kendaraan yang dapat memantau kesehatan baterai dan mendeteksi masalah apa pun.
Upaya akan dilakukan untuk mengembangkan teknologi baterai solid-state yang tidak melibatkan elektrolit cair mudah terbakar yang ditemukan dalam sel lithium-ion.