bachkim24h.com, JAKARTA – Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan menerima petisi untuk menyelidiki dugaan kasus manipulasi grafis yang melibatkan nama grup K-pop BTS. Di sisi lain, penggemar membela BTS atas tuduhan tersebut.
Pemerintah Korea Selatan tampaknya mengatasi masalah ini atas permintaan netizen. Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata akan memerintahkan penyelidikan atas dugaan praktik manipulasi peta atau yang dikenal dengan sajaegi, yang diduga terjadi pada tahun 2017.
Pada tanggal 5 Mei, kementerian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka telah menerima petisi dari masyarakat. Permintaan tersebut menyerukan penyelidikan terhadap Hybe, yang diduga diperas untuk memanipulasi tangga musik pada tahun 2017 dan kemudian membayar biaya pemerasan.
Sementara itu, fans kesal karena Hybe bungkam atas tudingan tersebut. Beberapa penggemar di Korea baru-baru ini melakukan protes untuk menekan perusahaan agar segera mengambil tindakan, seperti dikutip Koreaboo, Minggu (5/5/2024).
Belum lama ini, rumor sajaegi atau pemasaran ilegal terkait PMS kembali mencuat setelah dokumen pengadilan lama mencuat. Faktanya, netizen mulai menuntut penyelidikan terhadap praktik pemasaran BTS dan artis K-Pop besar lainnya.
Dokumen pengadilan ini bermula dari perselisihan hukum antara BigHit Music, yang sekarang bernama Hybe, dan seseorang bernama Mr. A. Pada tahun 2017, Mr. A dijatuhi hukuman satu tahun penjara setelah dinyatakan bersalah melakukan pemerasan dengan ancaman.
Tn. A mengancam akan mengungkap bukti sajaegi, pemasaran ilegal yang dia klaim dilakukan oleh BigHit Music, kecuali dia dibayar untuk menutupinya. Melalui ancaman tersebut, Tuan A berhasil mengumpulkan 57 juta won atau sekitar 673 juta lei.
BigHit Music juga menyatakan bahwa pembayaran yang mereka berikan kepada Tuan A merupakan keputusan pribadi manajemen artis. Keputusan ini diambil untuk melindungi citra BTS, bukan untuk mengakui kesalahan mereka dalam melakukan sajaegi.