Jakarta – Mahasiswa Virus Universitas Dipanegor (NEP) mengajar Kip, yang berada dalam gaya hidup mewah. Ada juga diskusi tentang kip kuliah yang belum selesai.
Masalah ini dihasilkan dari catatan X (sebelumnya Twitter) tentang siswa yang telah dierapkan di KIP, yang berada dalam gaya hidup dengan kemewahan.
Saat merekam akun X @Conomfs, yang mengirimkan sejumlah foto siswa yang menerima kuliah KIP, mampu membeli ponsel, tas dari merek mahal, tikar Vespa.
BACA JUGA: Disciations of the Objective Objective Lecture Lecture Kip akan menjadi pertunjukan media sosial Nitizen
Salah satu siswa adalah Neppu, yang ternyata dikenal sebagai pemilih, juga mengundurkan diri sebagai kuliah KIP ke tempat tersebut.
Sebagai tanggapan, kepala Kementerian Pendidikan dan Budaya Pendidikan (Puslapdik) Abdul Kahar, penerima viral KIP, yang tidak berada di finish, mencapai partainya dan berbicara dalam kasus ini.
“Kami juga menerima informasi ini, dan kami tentu saja menyesal,” kata Abdul Kahar, ketika Sindanes membenarkannya pada hari Kamis (2 April 2010).
BACA JUGA: Kuliah KIP dapat digunakan pada Mandiri 2024? Lihat penjelasannya
Menurutnya, untuk kemunculan anak -anak penerima kipe kuliah, yang menunjukkan kehidupan mewah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Budaya juga meminta Institut yang lebih tinggi untuk melakukan penilaian sehingga ada Tidak ada penilaian yang mulai menjadi penerima bantuan pendidikan ini, sebaliknya menjadi salah satu penerima.
Adapun salah satu siswa yang saat ini menolak untuk mendapatkan kuliah KIP ketika partainya mengkonfirmasi bahwa Undip menjelaskan siswa ketika ia dimaksudkan sebagai penerima, memenuhi persyaratan.
Ini hanya setelah mereka menjadi selebriti dan mengelola beberapa siswa, mereka juga mendapatkan lebih dari cukup keuntungan, bahkan berhasil membiayai adik dan ibu mereka yang lebih muda.
Masalahnya adalah ia berlanjut ketika menerima lebih banyak laba, bahwa ia harus segera melaporkan kondisi ekonominya KIP di wilayahnya.
“Tapi sekarang ini dipenuhi dengan media sosial baru,” kata Abdul Kahar.