Jakarta – China mampu memberikan kejutan setelah berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua DF-31. Rudal ini membuktikan kemampuannya mampu menempuh jarak 12.000 kilometer dari lokasi peluncurannya di Hainan.
Pada jarak tersebut, rudal DF-31 menjadi ancaman nyata bagi Amerika Serikat karena mampu menjangkau wilayah sekutunya Taiwan. Beijing tidak secara spesifik mengatakan jenis rudal apa yang digunakan, namun berdasarkan gambar yang dirilis sehari setelah uji coba, analis militer menyimpulkan bahwa itu adalah varian dari rudal Dongfeng 31 (DF-31).
DF-31 yang merupakan singkatan dari East Wind-31 merupakan salah satu dari tiga jenis rudal balistik antarbenua yang dimiliki Tentara Pembebasan Rakyat, demikian laporan South China Morning Post, Sabtu (28/9/2024). Rudal lainnya adalah DF-5, yang pertama kali digunakan pada awal tahun 1970an, dan DF-41 yang lebih modern.
Pertama kali diproduksi pada tahun 2006, rudal DF-31 dapat membawa satu hulu ledak atau muatan tiga atau empat hulu ledak lebih kecil yang dapat diluncurkan untuk menyerang beberapa sasaran.
Uji peluncuran yang dilakukan pada hari Rabu membuktikan bahwa rudal DF-31 yang dilengkapi hulu ledak tiruan mampu menempuh jarak 12.000 kilometer dari Hainan, melewati dekat Filipina dan Kepulauan Guam, dan mendarat di Samudera Pasifik dekat wilayah tersebut. dari Kepulauan Marquesas Perancis.
Peluncuran tersebut merupakan uji coba rudal balistik antarbenua pertama yang dilakukan Tiongkok di luar wilayah udaranya dalam 44 tahun. “Meskipun rudal DF-31 dapat mencapai tingkat rudal balistik antarbenua, rudal tersebut belum pernah menjalani uji tembak jarak penuh, jadi uji coba ini diperlukan,” kata Fu Qianchao, mantan spesialis peralatan di Tentara Pembebasan Rakyat.
Ada dua versi rudal – DF-31A dan DF-31AG – dengan jangkauan hingga 13.200 km, dan dapat mencapai daratan AS. Varian DF-31AG memiliki platform peluncuran bergerak yang memungkinkannya bergerak di medan yang sulit, meningkatkan mobilitasnya dan memungkinkan Tiongkok mengerahkan hulu ledak, sehingga lebih sulit dihancurkan oleh musuh.
“DF-31 AG adalah rudal yang dipandu jalan raya dan pada dasarnya adalah sistem off-road – tidak seperti DF-41, yang terbatas pada jaringan jalan raya dan memiliki banyak hulu ledak,” kata analis utama Malcolm Davis. Institut Kebijakan Strategis Australia.