bachkim24h.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pengendalian belanja modal atau penambahan rasio capital outflow (ICOR) menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Masalah produktivitas, bagaimana kita bisa meningkatkan produktivitas tambahan capital outflow rasio (ICOR), menjadi PR besar bagi pemerintahan selanjutnya,” kata Jokowi, Selasa (8/10) dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di JCC, Jakarta. Jakarta/2024).
Pasalnya, biaya investasi atau ICOR di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ICOR Indonesia akan mencapai 6,33 pada tahun 2023. Apa itu ICOR?
Sebagai referensi: ICOR merupakan salah satu parameter yang dapat menunjukkan tingkat efisiensi investasi suatu negara. Semakin kecil angka ICOR maka semakin efisien biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan output tertentu.
Jokowi pun meyakini peralihan pemerintahan baru yang dipimpin Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Jibran Rakabuming Raka akan berjalan lancar.
“Setelah 12 hari akan terjadi pergantian kepemimpinan nasional. Pada 20 Oktober, purnawirawan Jenderal TNI Prabowo Subianto akan dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia. “Yang saya senang adalah transisi sejak dia terpilih sebagai presiden terpilih berjalan dengan baik,” ujarnya.
Jokowi mengatakan transisi pemerintahan yang disebut-sebut berjalan mulus dibuktikan dengan partisipasi aktif Presiden terpilih Prabowo dalam setiap rapat yang digelar, baik rapat terbatas maupun rapat paripurna.
“Hampir di setiap rapat paripurna terbatas, apa pun topiknya, Pak Prabovo selalu hadir. “Dulu hanya soal pertahanan, tapi setelah terpilih menjadi presiden, semua rapat terbatas dan rapat paripurna selalu dihadirinya, sehingga rencana program besar yang ingin dilaksanakan Presiden Prabowo sudah dipersiapkan dengan sangat baik bersama para menteri saat ini. “,” tutupnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini Indonesia akan menjadi salah satu dari tiga negara Asia yang memiliki kekuatan ekonomi baru.
Jokowi mengatakan, saat ini terjadi pergeseran pertumbuhan ekonomi dari Barat ke Asia. Diperkirakan akan ada tiga negara Asia dengan perekonomian terkuat, yakni India, Tiongkok, dan Indonesia.
“Karena kita tahu kita sudah memasuki abad Asia, pergeseran dari Barat ke Asia. “Pertumbuhan ekonomi juga bergeser sepenuhnya ke Asia dan diharapkan akan muncul tiga kekuatan ekonomi baru, negara adidaya ekonomi, tiga negara India, China, dan Indonesia,” kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024, Selasa (8/ 10). tantangan yang dihadapi Indonesia
Namun, menurut Jokowi, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan untuk mencapai posisi tiga negara dengan perekonomian terkuat di Asia. Hal ini termasuk meningkatnya ketegangan geopolitik, perlambatan ekonomi global, pesimisme dan perubahan iklim.
“Ketiganya ada di Asia, tapi hati-hati, untuk ketiga negara ini menjadi negara adidaya ekonomi, banyak tantangan dan banyak syarat yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga optimisme,” ujarnya.
Tantangan yang dihadapi antara lain adalah pelemahan ekonomi global yang diperkirakan sebesar 2,7 hingga 2,8 persen. Namun Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonominya masih di atas 5 persen.
“Kita patut bersyukur Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen. Ketegangan geopolitik juga semakin meningkat, perang Ukraina yang masih belum usai, ditambah perang Israel-Palestina, Israel-Lebanon, serta ketegangan Iran dan Israel. Ketidakpastian perekonomian global semakin tidak jelas. Inilah mengapa optimisme itu penting. Jangan sampai kita terjebak pesimisme akibat ketidakpastian global dan geopolitik,” lanjutnya.