Categories
Bisnis

Impor Ilegal Produk China Diduga Sentuh Rp 22,8 Triliun

 

bachkim24h.com, Jakarta – Asosiasi Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mengungkapkan total barang impor ilegal asal China yang masuk ke Indonesia diperkirakan mencapai USD 1,4 miliar atau sekitar Rp 22,8 triliun.

Direktur Jenderal Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, hasil tersebut didasarkan pada perbedaan data impor Indonesia-China antara Badan Pusat Statistik (BPS) dan data International Trade Center (ITC).

Jadi potensi impor ilegal kalau tidak salah selisihnya 1,4 miliar dolar AS. Hippindo sudah punya datanya pagi ini, kata Budi kepada media di Sarinah Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Namun, menurut Budi, usulan kebijakan impor 200% terhadap produk impor kurang tepat. Katanya, kebijakan stabilisasi hanya meningkatkan kapasitas impor agar semakin meluas.

Budi menjelaskan, data tahun 2004 hingga 2023 menunjukkan ekspor Tiongkok ke Indonesia yang tercatat di ITC menghasilkan jumlah yang lebih besar dibandingkan data impor Tiongkok ke Indonesia yang tercatat di BPS.

Ia mencatat, pada tahun 2004 impor barang Tiongkok berdasarkan data ITC mencapai USD 46,4 juta, sedangkan impor resmi yang diterima Indonesia menurut data BPS hanya sebesar USD 1,8 juta.

Apalagi pada tahun 2012, ekspor Tiongkok berdasarkan ITC meningkat signifikan hingga mencapai $1,08 miliar, sedangkan impor yang diterima Indonesia berdasarkan BPS hanya sebesar USD 80,9 juta.

Hingga tahun 2020, penurunan ITC sebesar USD 358,0 juta, sedangkan di BPS hanya sebesar USD 162,9 juta. Sedangkan pada tahun 2023 ekspor Tiongkok berdasarkan ITC sebesar USD 269,5 juta, sedangkan impor Indonesia berdasarkan BPS hanya sebesar USD 118,8 juta.

Sebelumnya, Ekonom DKI Jakarta Syarif Hidayatullah Fahmi Wibawa mengatakan perlunya penerapan aturan relaksasi neraca impor untuk melindungi industri manufaktur (industri manufaktur) dalam negeri.

“Jika pemerintah tidak bersikap moderat dalam mendukung industri manufaktur, dikhawatirkan akan terjadi badai manufaktur di Indonesia dalam waktu dekat. Harap diingat, tidak ada negara dengan perkembangan ekonomi yang baik dari impor yang tinggi di negara ini, kata Antara, “. Kamis (25/6/2024).

Menurut dia, ia khawatir Permenperekonomian 8/2024 yang membuat libur impor justru akan memperburuk industri karena penuh dengan produk jadi yang diimpor. Selain itu, dampak lain dari libur dagang ini juga meningkatkan jumlah impor sehingga berdampak negatif pada nilai tukar Rupiah yang terus terpuruk.

Fahmi menilai produk impor masih dibutuhkan Indonesia, baik produk yang dibeli berupa bahan baku maupun produk yang banyak peminatnya namun perusahaan tidak bisa memproduksinya.

Artinya, dukungan terhadap perdagangan internasional tidak berarti membuka pintu tanpa bekerja secara bijaksana, ujarnya.

Dia mengatakan, prosedur pengganti larangan dan pembatasan (lartas) ini dianggap sebagai karpet merah bagi masuknya produk jadi yang tidak diimpor ke pasar dalam negeri, karena enam prosedur yang berada di tengah menunjukkan relaksasi impor.

Selain itu, aturan hari libur perdagangan internasional juga disarankan untuk dibahas kembali dengan melibatkan kelompok industri dan perusahaan komersial di Indonesia.

“Sebaiknya dikaji ulang dengan melibatkan kelompok industri dan perusahaan komersial, sehingga bisa duduk bersama untuk mengetahui semua harapan keduanya. Karena jika kebijakan impor ini sebagian besar dilonggarkan maka dampak domino yang terjadi tidak akan terjadi. pasti berbahaya,” katanya.