bachkim24h.com, JAKARTA – Harga rumah bekas di 13 kota besar Indonesia naik 2 persen pada Agustus 2024 Indeks harga rumah bekas menunjukkan kenaikan harga rumah bekas setiap bulan di 11 kota. Atau peningkatan satu lead hingga 6.000 persen.
Sementara secara tahunan, Denpasar masih konsisten menaikkan harga rumah bekas yakni 19,8 persen. Demikian dimuat dalam Flash Report Rumah123 edisi Agustus 2024.
Sejak Agustus 2023, catatan Rumah123 surakarta atau solo mengalami kenaikan harga tahunan yang cukup konsisten hampir setiap bulan, jelas kepala riset Rumah123 Marisa Jaya. Pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi pada November 2023 yakni 8,3% y/y.
“Harga rumah di Surakarta, meski setiap bulannya berfluktuasi, secara umum menunjukkan tren kenaikan mulai awal tahun 2023.” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (27/8/2024).
Dari sisi permintaan, Surakarta mengalami penurunan permintaan yang signifikan pada bulan Februari hingga Maret 2023, dengan permintaan rumah dijual turun 37,9% pada Februari 2023 dan permintaan rumah disewa turun 38,4% pada Maret 2023.
Namun memasuki tahun 2024, permintaan rumah dijual akan meningkat 61% secara tahunan dibandingkan Februari 2023 dan permintaan rumah disewa akan meningkat 36,5% dibandingkan Maret 2023. Jika tren ini dirangkum, maka permintaan rumah dijual dan disewa di Surakarta secara umum meningkat, meski agak fluktuatif.
Pada Januari hingga Juli 2024, wilayah dengan permintaan rumah bekas tertinggi di Surakarta adalah Banjarsari (35,2%), Jabars (30,4%) dan Lawan (22,3%).
Sementara itu, pasar Serinjan dan Kliwun mencatatkan peringkat popularitas rendah sebesar 7,1% dan 4,9%. Salah satu alasannya adalah Kecamatan Seringan dan Pasar Kleun memiliki wilayah yang lebih kecil dibandingkan kecamatan lainnya sehingga peminatnya lebih sedikit.
Sementara itu, ada kawasan lain seperti Banjarsari dan Lawan yang dinilai strategis karena letaknya juga dekat dengan lokasi asli Bandara Sumarmo.
Berdasarkan data Rumah123, permintaan rumah bekas di Banjasari didominasi oleh kalangan menengah atas. Permintaan tertinggi tercatat pada kisaran harga Rp1-3 miliar (40,7%), disusul kisaran harga Rp400 juta hingga Rp1 miliar (30,8%).
Sementara itu, properti dengan harga di atas Rp 3 miliar juga mencatatkan permintaan yang sangat tinggi hingga mencapai 19,4%.
Pada Gebres, permintaan pada Gebres didominasi oleh kalangan menengah ke atas, dengan persentase permintaan tertinggi pada rentang harga antara Rp400 juta hingga Rp1 miliar (37,3%) disusul pada kisaran harga di bawah Rp400 juta (33,3%) . ).
Sedangkan segmen harga Rp 1-3 miliar mencatatkan permintaan 22,4%.
Lawan dan Serinjan menunjukkan karakteristik pasar yang serupa, didominasi oleh kelas menengah dan atas. Permintaan tertinggi berada pada kisaran harga Rp 1-3 miliar, yaitu 24,5% di Lawan dan 27,4% di Seringan.
Pada kategori harga Rp400 juta, permintaan tercatat sebesar 21,1% di Lawan dan 20,2% di Seringan. Untuk properti dengan harga di atas Rp 5 miliar, permintaan di Lawan sangat tinggi, yaitu 22,3%, sedangkan di Seringan 14,3%.
Di sisi lain, pasar Cleon mencatatkan permintaan dari kalangan menengah ke bawah, dengan permintaan tertinggi pada properti di bawah Rp 400 juta sebesar 42,7%.
Selain itu, permintaan rumah dengan harga antara Rp 1 miliar hingga Rp 3 miliar tercatat 29,9% dan permintaan rumah dengan harga antara Rp 400 juta hingga Rp 1 miliar tercatat 20,5%.