JAKARTA – Ponsel atau ponsel sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Banyak orang memeriksa ponsel mereka puluhan, bahkan ratusan kali sehari. Dengan ponsel cerdas yang menyimpan begitu banyak informasi pribadi dan menyediakan akses ke layanan penting seperti email, perbankan, dan lainnya, tidak mengherankan jika perusahaan teknologi berinvestasi besar-besaran dalam meningkatkan pengalaman seluler melalui teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI). Dilansir bachkim24h.com Tekno dari Solulab pada Kamis, 14 Desember 2023 AI akan membuat ponsel kita lebih intuitif, responsif, dan “mirip manusia”. Asisten virtual, tampilan adaptif, rekomendasi yang dipersonalisasi, dan fitur berbasis AI lainnya mengoptimalkan dan meningkatkan cara kita berinteraksi dengan perangkat. Meskipun jelas memberikan manfaat, beberapa ahli memperingatkan bahwa hal ini dapat memengaruhi privasi, otonomi, dan kesejahteraan kita. Ponsel pintar menyediakan platform yang ringkas dan kaya sensor untuk memberikan kemampuan AI langsung ke tangan pengguna. Siri dari Apple memelopori asisten virtual seluler. Diluncurkan pada tahun 2011, Google Assistant, Amazon Alexa, Samsung Bixby dan lainnya mengikuti jejaknya. Sejak itu, AI telah berkembang jauh melampaui interaksi suara. Apa pendapat para ahli tentang AI di perangkat seluler? Menurut pakar kecerdasan buatan yang diakui secara internasional, Bernard Marr, “Masa depan ponsel cerdas adalah tentang kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan memungkinkan ponsel kita menjadi lebih pribadi. Lebih berguna. Pada saat yang sama, kecerdasan buatan membantu memecahkan beberapa masalah terbesar di dunia. ponsel pintar saat ini, seperti daya tahan baterai.” Marr memperkirakan bahwa AI akan memungkinkan ponsel cerdas menyampaikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat dengan cara yang mengalir secara alami. Ia juga percaya bahwa augmented reality dan AI akan bergabung untuk melahirkan “gelombang aplikasi baru”. Namun, Marr memperingatkan bahwa perusahaan harus transparan mengenai data yang mereka kumpulkan dan penggunaannya melalui metrik… sambil menjaga kualitas seperti transparansi, keadilan, dan akuntabilitas yang harus dilakukan AI dengan baik.” Keenam, peneliti AI terkemuka Barbara Grosz menekankan bahwa AI seluler menghormati nilai-nilai dan preferensi kemanusiaan, “pertanyaannya adalah apakah sistem AI harus etis atau bagaimana sistem tersebut dapat dirancang agar etis.” profesor Wharton Karthik Hosnagar percaya bahwa perpindahan pekerjaan karena AI bukanlah hal yang besar. masalah, namun program hingga pelatihan ulang untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi masa depan. “Biaya selama masa transisi selalu tinggi. Penting untuk mempersiapkannya secara proaktif.” Hosnagar juga mengatakan bahwa regulasi kecerdasan buatan akan menjadi sangat penting di masa depan. Upaya UNESCO dan UNICEF untuk meminimalkan penggunaan teknologi pendidikan secara etis Pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menimbulkan kekhawatiran bagi para pemangku kepentingan. di dunia pendidikan bachkim24h.com.co id 4 Oktober 2024
Categories