Categories
Hiburan

Cerita Adri, Sosok Kepala Sekolah yang Dekat dengan Murid-Muridnya

bachkim24h.com, Jakarta Sungguh unik melihat seorang kepala sekolah duduk bersama siswanya, bercanda dan makan bersama. Adrianus Nala Ramadua atau lebih dikenal dengan Adri adalah Kepala Sekolah Menengah 2 Don Bosco di Promas. Hingga saat itu, Adri belum pernah terpikir untuk menjadi seorang guru.

Kebanyakan orang memilih bidang karir karena menyenangkan, namun lain halnya dengan Adri.

Pria kelahiran 18 April ini mengatakan, “Saya tidak ingin menjadi guru. Bagi saya, menjadi guru adalah pekerjaan yang mengharuskan saya berpakaian bagus dan membawa tas yang mirip jaket. Saya benci itu. ”

Namun penggemar film laga ini akhirnya terjun ke dunia pendidikan setelah mendapat pendidikan dari kakak laki-lakinya. Selama itu, Adri mengalami pergulatan batin yang panjang dan sulit, mulai dari menata rambutnya dengan rapi hingga menyesuaikan dengan kebiasaan di kelas.

Adri pun menceritakan pengalamannya selama bekerja di taman kanak-kanak.

“Selama di kelas, saya banyak menulis sampai papan penuh, dan mereka berbicara panjang lebar, tetapi tidak ada satu anak pun yang mengerti apa yang saya tulis,” katanya.

*Jika Anda ingin mengetahui kebenaran dibalik informasi yang beredar, silahkan menghubungi kami di WhatsApp 0811 9787 670 dengan kata kunci yang Anda butuhkan.

Dari pengalaman itu, Adri belajar membuka diri dengan terbuka terhadap pendapat dan bertanya kepada siswa apa yang diharapkan dari pembelajaran agama. Perlahan-lahan ia memperbaiki kekurangannya dan menjadi sukses. Kebenciannya terhadap dunia pendidikan berubah menjadi rasa cinta.

Pria yang hobi membaca ini mulai mengembangkan kebiasaan melihat sesuatu melalui kacamata murid-muridnya. Saat bel istirahat berbunyi, pecinta mie khas Jawa ini memilih duduk bersama para siswa. Ia bersedia sepenuhnya mendengarkan keluh kesah para siswa sambil makan bersama.

“Cerita anak-anak memberi kami ide untuk membuat buku refleksi,” katanya, “sehingga mereka bisa bercerita tentang apa yang mereka rasakan terhadap teman, keluarga, dan lain-lain.” Ide tersebut populer di kalangan orang tua dan menjadi sumber baginya. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang murid-muridnya.

Suatu ketika, Adri terlambat ke sekolah karena kemacetan lalu lintas. Namun ketika para siswa melihat Adri sampai di gerbang sekolah, mereka bergegas keluar kelas dan menghampiri sosok guru kesayangannya. Pria ini dikenal ramah, lucu, dan mudah bergaul dengan murid-muridnya, serta selalu punya banyak waktu untuk mengenal mereka.

Adri saat ini bekerja sebagai kepala sekolah di SMP Don Bosco II. Meski wabah terus berlanjut, ia tak henti-hentinya memberikan dukungan kepada murid-muridnya.

“Kedekatan adalah kunci untuk mengetahui kemampuan siswa.“Kalau dekat, anak-anak akan mengajarimu apa saja, dan kamu bisa melakukan apa saja yang akan menambah kemampuannya,” kata pria yang hobi merawat tanaman ini. berbicara.

Buktinya, Adri menyambut kedatangan mahasiswa pengungsi Papua dan mendengarkan mereka dengan penuh kasih sayang. Adri bahkan bermain basket bersama siswa di depan ruang bimbingan dan belajar mengenali perilaku mereka.

“Maka kami masuk melalui pintu mereka, melalui apa yang mereka sukai, dan menuntun mereka ke jalan yang baik,” kata laki-laki itu, dibimbing oleh ayahnya.

Sebagai seorang pemimpin, Adri tidak pernah menjauhkan diri dari murid-muridnya atau rekan-rekannya. “Salah satu kebiasaan yang saya pelihara sebagai kepala sekolah adalah berusaha dekat dengan murid-murid saya,” ujarnya. “Saya ingin menjadi teman seperjalanan dengan murid-murid saya.”

Adri pun memberikan analogi tentang belajar menerima ilmu. “Beri kami piala terlebih dahulu, lalu mari kita belajar dan belajar lebih banyak.” Baginya, belajar selalu merupakan sebuah proses dan siapa pun bisa belajar darinya. Ia mengatakan kepada pejabat pendidikan Indonesia, “Saya ingin mereka tidak pernah berhenti belajar, dekat dengan siswanya, dan menemukan serta mengembangkan potensi mereka.”

Pengarang:

Patricia Astrid Nadia