Categories
Teknologi

BRIN: Pertemuan Uap Air dan IOD Negatif Picu Hujan di Barat Indonesia

bachkim24h.com, JAKARTA – Peneliti Pusat Penelitian Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan mengatakan pertemuan massa uap air bagian selatan dan utara ditambah Indian Ocean Dipole (IOD) memasuki fase Negatif menyebabkan seringnya terjadi hujan di wilayah barat. Indonesia. Ia mengatakan, posisi Matahari sudah menjauh dari garis khatulistiwa, artinya pusat tekanan rendah sudah mulai bergeser.

Konsekuensinya uap air dari wilayah selatan sudah mulai masuk dan uap air dari utara masih kuat, kata Eddy saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/4/2024). 

Ia mengatakan, massa uap air dari luas Samudera Hindia (Indonesia bagian selatan) dan massa uap air dari pantai utara Jawa (Pantura) dan sebagian Asia (Indonesia bagian utara) bertemu di Jawa Barat bagian barat. . Dua massa uap air inilah yang membasahi lingkungan akibat hujan.

Meski dua massa uap air bertemu, kata Eddy, fenomena tersebut tidak membentuk pusaran.

“Apakah (hujan) hanya Jakarta? Enggak, karena sebesar itu, sepertinya dari Sumsel hingga Sumteng, termasuk Padang, Pekanbaru, Padang Sidempuan, masih basah, khususnya Palembang dan Bandar Lampung,” ujarnya.

Selain pertemuan dua massa udara dari selatan dan utara, nilai IOD yang sudah memasuki fase normal atau negatif memperkuat fenomena hujan di Indonesia.

Eddy tidak melihat pengaruh El-Nino dan La-Nina. Hujan yang terjadi merupakan kombinasi murni IOD yang mulai memasuki fasa negatif dan uap air.

Intinya daerah kita merupakan pusat tekanan rendah, sehingga banyak uap air yang masuk, kata ilmuwan utama BRIN.