KUALA LUMPUR – Meta, perusahaan induk WhatsApp, Instagram, dan Facebook, menunjukkan ketegasannya dalam membela Israel. Bahkan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim meminta Meta berhenti menjadi corong Israel.
Anwar menyampaikan pengumuman tersebut setelah Instagram menghapus postingannya tentang pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyah.
“Biarlah ini menjadi pesan yang jelas dan tegas kepada Meta. Hentikan tindakan pengecut ini dan berhentilah bertindak sebagai alat penindasan rezim Zionis!” Ibrahim mengumumkan di media sosial.
Perdana Menteri Malaysia telah merilis tiga video iklan lowongan pekerjaan tersebut, dan mengatakan bahwa konten tersebut “bertentangan dengan cara hidup kita”.
Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka telah memperluas kebijakan ujaran kebencian untuk menghapus postingan yang menargetkan ‘Zionis’ sebagai pencemaran nama baik.
Kebijakan baru ini bertujuan untuk mencegah penggunaan kata “Zionis” untuk mengekspresikan “sentimen anti-Semit” terhadap orang Yahudi dan Israel, menurut laporan Anadolu Agency.
Mengakui beragam interpretasi historis dan kontemporer terhadap istilah ‘Zionis’, Meta menekankan pentingnya membedakan antara argumen politik yang “sah” dan retorika berbahaya yang ditujukan kepada masyarakat.
Setelah berkonsultasi dengan lebih dari 145 ahli, Meta memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap konten yang “mendorong sentimen anti-Semit, membuat marah atau menyangkal keberadaan orang Yahudi atau Israel dengan kedok mengkritik ‘Zionis’.”
Meskipun perusahaan tersebut akan menghapus postingan yang “tidak manusiawi atau menyerukan kekerasan menggunakan kata ‘Zionis'”, “diskusi tentang gerakan politik Zionis akan terus diizinkan di situsnya.