bachkim24h.com, Jakarta – Sahur adalah kegiatan makan dan minum sebelum sahur sebelum waktu puasa. Pertanyaan yang sering muncul adalah, kapan batas waktu Sehur ini mulai berlaku? Menurut berbagai sumber, waktu antara sahur dan adzan adalah Hz. Ini adalah amalan yang dianjurkan berdasarkan anjuran Muhammad dan pemahaman empat imam sekte tersebut.
Waktu sahur yang benar adalah bukan imsak. Ketahuilah bahwa waktu sahur yang benar adalah sampai adzan subuh, sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad SAW. Namun, pembatasan dilonggarkan dengan imsakia.
Dalam prakteknya, sesuai dengan nasehat Rasulullah SAW, waktu sahur yang paling tepat adalah sebelum imsak. Menyelesaikan sahur di sepertiga malam terakhir juga membuat umat Islam bisa memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya untuk shalat magrib, dzikir, dan salat. Momen ini menjadi momen istimewa bagi umat Islam ketika puasa Ramadhan akan membuahkan hasil.
Berikut bachkim24h.com mengulas pernyataan selengkapnya untuk pemahaman lebih baik, Selasa (3/12/2024).
Jam berapa Sehur menjadi topik yang sering dibicarakan di kalangan umat Islam, terutama saat Ramadhan. Sahur yang secara harafiah berarti makan sebelum subuh merupakan salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Meski tidak diwajibkan secara hukum, namun sahur memiliki nilai keagamaan yang tinggi dan memberikan kekuatan bagi umat Islam untuk berpuasa dengan baik.
Sebenarnya sahur jam berapa? Dr. H. Abdur Rokhim, SQ, MA, dalam bukunya “9 Rasa Ramadhan” Pada masa Nabi Muhammad SAW, istilah imsak belum dikenal sebagai batas sahur. Hal ini diterapkan di Indonesia saat ini.
Saat fajar, Nabi dan para sahabat menentukan batas sehur yang populer dengan sebutan imsak pada saat itu. Jaraknya kurang lebih 50-60 mil atau sekitar 10 menit menjelang fajar. Menurut definisi di situs resmi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Imsak diartikan sebagai penanda waktu sepuluh menit sebelum fajar.
Dalam hadits riwayat Enes bin Malik dari Zahid bin Sabit disebutkan sebagai berikut:
“Kami sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian (setelah makan sahur) kami berdiri untuk shalat. Saya (Enes bin Malik) berkata: “Kira-kira berapa lama jarak antara keduanya (antara sahur) makan dan sholat subuh)?” Zahid bin Sabit berkata sebagai berikut : “(Waktu membaca) 50 ayat.”
Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan Imsak sebagai saat dimulainya larangan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Namun, Rizem Azid berkata, “Dia mengambil jalan yang salah!” Disebutkan bahwa hukum makan dan minum setelah imsak tetap diperbolehkan karena batas sahur yang benar adalah sahur. Karena waktu subuh yang merupakan awal puasa tidak selalu terlihat jelas, maka penentuan waktu imsak ditetapkan sebagai tindakan pencegahan.
Menurut pendapat keempat imam aliran ini, waktu sahur yang sebenarnya adalah saat subuh atau saat adzan subuh dikumandangkan. Landasan pandangan ini didasarkan pada firman Allah dalam ayat 187 Surat Baqarah yang menyatakan bolehnya makan dan minum sampai selisih benang putih dan benang hitam, yaitu sampai terbit fajar.
“…Makan dan minumlah hingga jelas bagimu perbedaan antara benang putih dan benang hitam, yaitu waktu fajar. Kemudian berpuasalah hingga tibanya sore.”
Saat berpuasa, umat Islam percaya bahwa sahur adalah ibadah yang dianjurkan dan hal itu dinyatakan dalam Al-Qur’an dan Nabi Muhammad. Penting bagi mereka untuk memahami bahwa waktunya adalah subuh atau hingga adzan pagi dikumandangkan, sebagaimana ditegaskan dalam hadis Nabi.
“Bilal mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minum sampai terdengar adzan Ibnu Ummi Maktum.” (HR. Bukhari no. 623 adzan, bagian “Adzan sebelum fajar” dan Muslim no. 1092).
Dr. Menurut penjelasan dalam buku “Sifat Puasa Nabi dan 20 Amalan Singkat di Bulan Ramadhan” karya Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK, waktu sahur yang paling baik adalah sebelum Imsak. Nabi Muhammad (saw) menganggap waktu sahur adalah waktu yang tepat dan menyarankan umatnya untuk mengakhiri sahur. Nasihat ini didukung oleh banyak hadis yang menekankan pentingnya menyelesaikan shalat.
Salah satu hadits yang menguatkan adalah riwayat Imam Ahmed: “Umatku berada dalam kebaikan selama mereka bersegera berbuka dan menghabiskan makannya.” Abu Bakar Al Kalabazi menjelaskan dalam bukunya “Bahrul Fawaid” bahwa yang dimaksud dengan waktu sahur yang tepat adalah menyelesaikan sahur pada sepertiga malam terakhir.
Rasulullah (saw) pernah menjawab pertanyaan tentang malam di mana doa paling banyak dikumandangkan: “Sepertiga malam terakhir.” Dalam hadits lain beliau berkata: “Ujung sehur itu dari alam.” Maksud menentukan waktu sahur yang benar di akhir sahur adalah dilakukan pada sepertiga malam terakhir, saat Allah mengabulkan doa, ampunan, dan permohonan.
Sahur terakhir tidak hanya sekedar makan dan minum, tetapi juga berarti melaksanakannya bersamaan dengan ibadah lainnya seperti shalat magrib, dzikir, dan shalat. Sepertiga malam terakhir adalah waktu yang sangat tepat untuk beribadah, dan Nabi sendiri akan bangun untuk menunaikan shalat magrib di sepertiga malam terakhir.
Pernyataan mengenai waktu sahur yang tepat ini didasarkan pada kesaksian Huzayfa yang pernah makan sahur bersama Nabi Muhammad SAW, tercatat dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah. Kesaksian tersebut diperkuat dengan pengakuan Zayd bin Tsabit yang menyatakan bahwa ia bersama Nabi SAW pada waktu subuh lalu menunaikan shalat subuh. Dalam buku Abdillah F. Hasan “400 Kebiasaan Buruk dalam Kehidupan Muslim”, disebutkan bahwa sahur ada kaitannya dengan Nabi Muhammad SAW. Dinyatakan lebih penting jika dilakukan di akhir zaman, sejalan dengan anjuran Muhammad.