Sidoarjo, bachkim24h.com – Banyak orang tua yang belum memahami dampak negatif teknologi gadget atau telepon seluler terhadap tumbuh kembang anak di usia dini sehingga berdampak pada menurunnya kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan interaksi sosial. Anak-anak harus dibatasi pada aktivitas yang membangun perkembangan tulang dan otot, keterampilan interaksi sosial, kepemimpinan, kreativitas, kepedulian, dan keberanian. Hal ini diungkapkan Achmed Arafandi, pendiri Kampung Lali Gadget (KLG) di Desa Pagengumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Sesuai penuturannya sendiri, pada tahun 2018 lalu, bersama pemuda desanya, Irfan menciptakan sebuah wadah edukasi untuk anak-anak dengan beragam permainan tradisional. Sebelumnya, hanya anak-anak desa dari desa sekitar yang mengunjunginya.
Langkah ini diawali dengan melakukan sosialisasi ke sekolah tempat orang tuanya bersekolah. Dari bulan ke bulan, jumlah anak yang datang ke KLG dalam seminggu terus meningkat. Kini kurang dari 200 anak dari berbagai sekolah di negara ini mengunjungi desa Lali Gadget setiap minggunya. Anak-anak meninggalkan barang-barangnya ketika memasuki desa ini. Mereka dididik tentang keterbatasan dan fungsi teknologi gadget.
Lalu serunya, mereka diajak bermain banyak permainan. Berbasis perlombaan ketrampilan dan keberanian, seperti permainan rajungan dan kambing, perlombaan tradisional seperti jagoan jagoan, closo bahus, gelang mozaik, kithiran bahus dan tangkapan ikan lele. Selain permainan tersebut, anak-anak juga melakukan permainan yang memacu kreativitasnya seperti membuat kincir angin, tanah liat, tongkat, bakiak, bakiak, dakon, bermain dengan bahan alam dan masih banyak lagi. Irfan mengatakan, KLG awalnya didirikan sebagai wadah edukasi bagi anak-anak di desanya yang mengalami kecanduan gadget atau ponsel. Berbekal keinginan tersebut, ia mengajak para pemuda desanya untuk bersama-sama menciptakan permainan tradisional. Mereka mendampingi anak-anak bermain dan memperkenalkan permainan tradisional yang mengajarkan keterampilan melalui olahraga, pengenalan terhadap alam dan pelatihan hewan. Saat diwawancarai bachkim24h.com, Senin, 4 November 2024, ia mengatakan, “Nah, manfaat permainan tradisional sangat menunjang tumbuh kembang anak. Mengajarkan sentuhan langsung, interaksi sosial, kepemimpinan, kreativitas, perhatian, keberanian, dll. . mereka memberi.” Nah, pemuda lulusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya itu. Persoalan dampak negatif kecanduan narkoba di tingkat nasional diharapkan dapat menjadi perhatian bersama dalam kerjasama antar individu, masyarakat, dan pemerintah. Dengan adanya pendidikan di masyarakat, dampak negatif dapat dikurangi dan kepribadian anak dapat dibina dengan lebih berkepribadian dan sehat. “Saya mencoba mengkampanyekan tumbuh kembang anak tanpa memerlukan teknologi, sehingga pekerjaan orang dewasa tidak perlu diajarkan sejak dini. Di usia dini, orang tua harus mendidik anaknya menjadi manusia. Pertama dan ini membutuhkannya Ia tidak memiliki alat untuk teknologi.” Upaya Echmed Arafandi dalam menciptakan budaya dan pendidikan berbasis masyarakat untuk mengatasi masalah kecanduan gadget membuatnya berhasil meraih Sato Indonesia Award 2021 di bidang pendidikan. Dan menjadi sosok inspiratif “Bersama, Berkarya, Berkelanjutan” dalam semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia. Irfan berharap penghargaan ini menjadi penyemangat dirinya untuk terus memperjuangkan dampak kecanduan gadget dan manfaat permainan tradisional. Sehingga harapannya para orang tua mewaspadai batasan penggunaan gawai oleh anaknya. Di tahun keenam berdirinya KLG, Irfan terus mengembangkan situsnya ke arah wisata edukasi. Beliau mengatakan: “Dengan meningkatnya pembangunan pendidikan ini, kami akan menambah lebih banyak staf dan kami berencana untuk mengulanginya di daerah lain.” Pada tahun 2023, KLG juga berhasil meraih penghargaan Indonesia SDGs Action Awards 2024 – Civil Society Organization (CSO) Kategori III. Indonesia SDGs Action Awards 2024 merupakan ajang pemberian penghargaan kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung percepatan implementasi TPB/SDGs di Indonesia melalui aksi nyata. Tahun ini penyelenggaraan SDGs Action Awards sudah memasuki tahun ketiga, dan mengangkat tema “Inovasi Menuju Indonesia Emas: Kaitan Antara Pendidikan Berkualitas, Lapangan Kerja dan Industri Hijau”, penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Presiden (WAPRES) . K.H. Maruf Amin pada upacara pembukaan Konferensi Tahunan SDG/SAC ke-7 yang diselenggarakan di Hotel Fairmont Jakarta, Jakarta Pusat pada Senin, 7 Oktober 2024. Menteri Abdul Mati mengatakan, sistem zonasi PPDB masih dalam tahap pengkajian. Ditetapkan untuk tahun ajaran baru Juli mendatang. bachkim24h.com.co.id 12 November 2024