bachkim24h.com, Jakarta Produsen elektronik kini dituntut untuk lebih menghadirkan produk ramah lingkungan. Hal ini diwujudkan oleh PT Mitsubishi Electric Indonesia (MEIN) dan PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator (MJEE), bagian dari Mitsubishi Electric Global Corporation, yang berdedikasi untuk memperluas pasar melalui produk-produk hemat energi dan berdampak minimal. Tentang lingkungan.
Perusahaan berkomitmen untuk mendukung kehidupan masyarakat yang lebih baik melalui inovasi teknologi yang inovatif dan berkelanjutan.
Sejalan dengan Visi Lingkungan 2050, Mitsubishi Electric memastikan produk dan layanan yang diberikannya tidak memperburuk masalah perubahan iklim dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Peralatan dan perlengkapan yang menyediakan real estate berkonsep bangunan hijau menghadirkan peluang bagi produsen elektronik. Martin Simanjaya, General Manager Departemen Penjualan Divisi Lingkungan Hidup Mitsubishi Electric, mengatakan Indonesia telah mempromosikan bangunan ramah lingkungan selama lebih dari 10 tahun.
Hal ini dapat dibuktikan melalui sistem verifikasi yang harus disertifikasi untuk memastikan apakah suatu bangunan menerapkan green building.
“Di Indonesia ada organisasi bernama Green Building Console Indonesia yang memberikan sertifikasi green building di Indonesia. Yang mengaudit green building di Indonesia. Setelah melakukan audit, GBCI akan memberikan rating. “Banyak gedung di Indonesia yang mendapatkan GBCI sertifikasi, tapi tidak hanya sertifikasi GBCI saja, tapi juga disertifikasi oleh luar negeri seperti Singapura dan Inggris,” ujarnya di Jakarta, Jumat (26 April 2024). ,
Di Indonesia, Mitsubishi Electric menjual beragam produk yang memenuhi kebutuhan pasar. Diantaranya adalah AC (air conditioning/AC dan kipas angin), handuk jet, PLC, inverter, HMI dan produk otomasi lainnya (otomasi pabrik), peralatan pendukung hemat energi, software Genesis64 SCADA, serta produk elevator dan eskalator.
“Untuk mendukung green building, AC merupakan komponen utama. Produk kami benar-benar dapat memenuhi kebutuhan untuk membangun green building.” Lanjut Martin.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap lingkungan berkelanjutan, MEIN dan MJEE menyelenggarakan seminar dengan tema “Holistic Approach to Green Buildings”. Juru bicara Dewan Bangunan Hijau Indonesia (GBCI) menghadiri seminar tersebut.
Dalam seminar ini konsep yang dikemukakan oleh Mitsubishi Electric Factory Automation akan membahas empat pilar teknologi otomasi yang mendukung konsep “green building” yaitu pengukuran, visualisasi, manajemen dan pengendalian, untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengukur penggunaan energi bangunan. Kemudian dengan menggunakan konsep digitalisasi, kita perlu memvisualisasikan penggunaan energi sehingga kita dapat mengetahui jumlah energi yang digunakan dalam jangka waktu tertentu.
Dengan mengukur dan memvisualisasikan penggunaan energi, kita dapat mengelola konsumsi energi, mengoptimalkan penggunaan energi, dan meningkatkan efisiensi.
Melalui penggunaan produk otomasi (otomasi pabrik) seperti PLC, konverter frekuensi, HMI, peralatan pendukung hemat energi dan software Genesis64 SCADA, kebutuhan empat pilar yaitu pengukuran, visualisasi, manajemen dan pengendalian dapat terpenuhi. Secara khusus, konsep “bangunan hijau” berupaya untuk menghemat energi.
MJEE juga berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan. Lalu lintas di dalam gedung kini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, khususnya pada gedung bertingkat.