Categories
Kesehatan

Anak Muda Bisa Kena Stroke, Pola Makan Enggak Sehat dan Jarang Olahraga Bisa Jadi Penyebabnya

bachkim24h.com, Jakarta Meski stroke dikaitkan dengan usia tua, namun kondisi ini sebenarnya bisa terjadi pada usia muda. Kebiasaan gaya hidup yang buruk, seperti kurang olahraga dan pola makan yang buruk, meningkatkan risiko stroke pada usia muda.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke adalah kelainan otak yang disebabkan oleh aliran darah tidak normal yang terjadi secara tiba-tiba atau tidak terduga.

Secara umum, ada dua kelompok utama stroke, iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik disebabkan oleh penggumpalan darah dan kurangnya aliran darah yang dapat terjadi dari bagian tubuh mana pun. Sedangkan stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah lemah di otak Anda pecah sehingga menyebabkan otak mengalami pendarahan.

Diterbitkan Shape, Senin 4 Maret 2024, stroke paling banyak terjadi pada orang dewasa. Seiring bertambahnya usia, risiko aterosklerosis meningkat (peningkatan plak dan pengerasan arteri, yang dikenal sebagai aterosklerosis) sebagaimana dicatat oleh dokter Ghulam Abbas Kharal, MD, M.P.H., dari Cleveland Clinic.

Namun, saat ini dokter telah melihat banyak orang berusia 20-30 tahun mengalami pembentukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dinding arteri mereka. Faktanya, hal ini sering terjadi pada orang dewasa. Pada orang muda, masalah pada arteri ini disebut aterosklerosis dini, kata Kharal.

Kharal menjelaskan, faktor risiko stroke pada usia muda antara lain pola makan yang buruk, kurang olahraga, merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan obesitas.

Sejauh ini, sekitar 80 persen stroke dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin, menurut laporan CDC tahun 2017.

Namun gaya hidup tidak sehat seperti kurang olahraga dan pola makan yang buruk masih menjadi masalah paling umum yang dihadapi kaum muda.

Menurut makalah JAMA Neurology tahun 2017 dari CDC, tidak hanya terjadi peningkatan jumlah stroke pada dewasa muda, namun juga terjadi peningkatan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, dan aterosklerosis yang menyerang semua kelompok umur. Tentu saja, ada faktor risiko stroke lain pada kaum muda. Terkadang stroke juga bisa bersifat genetik.

Secara umum, CDC mengatakan gejala stroke berikut harus diwaspadai: tiba-tiba mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi. Tiba-tiba Kebingungan, kesulitan berbicara, atau kesulitan memahami pembicaraan. Kesulitan melihat pada salah satu atau kedua sisi. samping Sakit mata tiba-tiba Sulit berjalan tiba-tiba, pusing, kehilangan keseimbangan, atau kurang koordinasi tubuh Tiba-tiba sakit kepala parah hingga tidak tahu harus berbuat apa

Jangan abaikan gejala stroke ringan yang datang lalu hilang dengan cepat. Kebanyakan anak muda menganggap gejala tersebut hanya sekedar kondisi biasa atau gejala kelelahan yang akan hilang dengan sendirinya. Namun, gejala-gejala tersebut bisa jadi merupakan tanda dari apa yang disebut stroke ringan atau Transient Ischemic Attack (TIA). 

Stroke ringan mengacu pada gangguan singkat aliran darah ke otak dengan gejala mirip stroke, menurut Mayo Clinic. Meski stroke ringan biasanya hanya berlangsung beberapa menit, namun tidak boleh diabaikan dan tetap memerlukan penanganan segera seperti halnya stroke besar.

Tidak hanya mengetahui situasi berbahayanya, mengetahui tanda-tanda peringatan stroke juga penting untuk mengurangi risiko negatif yang terjadi ketika Anda atau orang di sekitar Anda terkena stroke. American Stroke Association merekomendasikan penggunaan metode FAST, yaitu cara mengidentifikasi gejala stroke, dengan mengevaluasi hal-hal berikut:

F = Wajah Jatuh (Wajah Jatuh)

A = Lengan Lemah (Lemah Lengan)

S = Ucapan keras

T = Call Time (Waktunya memanggil bantuan)

Ingatlah bahwa tanda-tanda stroke bisa sangat bervariasi tergantung area otak yang terkena, jelas Kharal.