Categories
Kesehatan

Idul Adha 1445 H Identik dengan Ibadah Kurban, Begini Sejarah dan Kisah di Baliknya

bachkim24h.com, Jakarta – Pada Idul Adha 1445 Hijriah, banyak umat Islam yang berkurban.

Dalam pandangan Al-Qur’an, tindakan kurban merupakan ungkapan rasa syukur atas nikmat (a’thaina al-kautsar) yang telah Allah limpahkan melimpahkan kepada hamba-Nya.

Ibadah kurban bukan sekedar ritual sepanjang sejarahnya, dan ibadah ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Islam. Terkait hal tersebut, Rosihon Anwar, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD), menjelaskan:

Dikatakannya, tindakan kurban telah dibahas dalam ayat 34 Al-Quran surat al-Hajj.

“Dan Aku telah menetapkan bagi tiap-tiap umat suatu hukum tentang penyembelihan (kurban), agar nama Tuhan dapat disebut atas hewan ternak yang diberikan Tuhan kepada mereka. Maka berserahlahlah kepada Tuhanmu, karena Dialah Yang Maha Kuasa. Dan sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang taat (Allah).

Jika kita menilik kembali perjalanan kurban kedua putra Adam, Kabil dan Habel, kita bisa menemukan tradisi kurban di sana. Keduanya berdebat tentang calon istrinya. Sebagai solusinya, Adam menyuruh mereka berdua untuk mengorbankan diri demi Tuhan.

Kurban Kain berupa hewan yang sudah sangat tua ditolak-Nya, namun kurban Habel berupa biji-bijian yang baik diterima-Nya. Al-Quran mencatat kisah perjalanan pengorbanan global mereka dalam Surat al-Maidah (ayat 27).

“Ceritakan kepada mereka sesuai dengan kebenaran kisah dua anak Adam (Habil dan Kabil) yang melakukan kurban. Maka diterima dari salah satu diantara mereka (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Kabil) berkata, “Saya pasti akan membunuhmu!” Habil berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa.”

Rosihon menambahkan, ritual kurban serupa juga dilakukan Nabi Nuh dan kaumnya setelah bencana angin topan melanda kaum durhaka. Mereka menyembelih beberapa hewan kurban dan langsung membakarnya di lokasi kurban.

Ritual kurban dilakukan oleh Nabi Ibrahim, dan seringkali berkaitan langsung dengan ritual kurban yang lazim dilakukan umat Islam saat ini.

Menurut salah satu cerita, Ibrahim pernah menyembelih 1.000 ekor kambing, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Kebaikannya menimbulkan kekaguman orang-orang disekitarnya dan para bidadari di surga.

Mengomentari keterkejutan mereka, Nabi Ibrahim berkata: “Tidak ada artinya bagi saya bahwa saya telah berkorban begitu banyak. Seandainya aku mempunyai anak laki-laki sesuai dengan kehendak Allah, niscaya aku akan membunuhnya dan mempersembahkannya sebagai kurban kepada Allah.”

Diketahui Nabi Ibrahim belum dikaruniai anak meski usianya sudah lanjut.

Ketika dikaruniai putra pertamanya yang telah lama diidam-idamkan, Nabi Ismail, Allah memenuhi janjinya melalui mimpi Nabi Ibrahim selama tiga hari berturut-turut.

Dalam mimpi, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membunuh putra kesayangannya. Setelah melalui banyak pertimbangan, akhirnya Ibrahim memutuskan untuk memenuhi perintah Allah untuk menggantikan Ismail dengan Allah yang berjenis kambing.

Al-Quran Surat Ash-Shaffat berurutan menceritakan kisah pengorbanan Nabi Ismail dari ayat 100 hingga 113.

Rangkaian peristiwa seputar kurban Ismail diawali dari Ibrahim membujuk putranya untuk melakukan hal tersebut hingga saat pelaksanaan kurban yang akhirnya digantikan oleh seekor kambing.

Beberapa peristiwa akhirnya ditetapkan sebagai ritual Islam. Misalnya pelemparan batu saat haji merupakan lambang Ismail yang melempar batu ke arah setan yang berkali-kali membujuk Ismail agar tidak menaati perintah ayahnya untuk berkurban.

Terlepas dari dilaksanakan atau tidaknya ibadah haji, penyembelihan hewan (kurban) yang dilakukan oleh umat Islam juga melambangkan pengorbanan Nabi Ibrahim.

Mengutip seorang pejabat situs, Roshhorn menjelaskan, “Kata-kata suci (kalimah thayyibah) yang dikumandangkan selama tiga hari berturut-turut di Tasrik juga merupakan simbol dari Tasbi, Takbir, dan Talil yang diucapkan oleh Ibrahim, Ismail, dan para malaikat.” UIN SGD, Senin (17 Juni 2024).

Ritual kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim diwariskan kepada keturunannya dan kebiasaan menyembelih hewan kurban masih terus dilakukan hingga saat ini.