Categories
Edukasi

ITS Luncurkan Purwarupa PLTS Apung Laut Pertama di Indonesia, Ini Penampakannya

SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) semakin berkomitmen memahami transisi energi. Melalui penelitian yang didanai oleh Innovate UK, ITS dan Cranfield University, Universitas Pattimura (Unpatti), Orela Shipyard, PT Gate Multindo Nusantara, Achelous Energy Ltd, dan HelioRec, telah diluncurkan prototipe Power Plant Offshore Solar (PLS) pertama yang merupakan struktur terapung. Indonesia. Bertajuk Solar2Wave di Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT) ITS, Senin (18/3).

Rektornya Profesor Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng mengatakan, saat ini pengembangan PLS terapung di Indonesia masih sebatas skala danau atau tampungan air. Keterbatasan area ini membuat cakupan areanya kurang optimal untuk aplikasi PLS.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya dan efektifitas PLTS terapung ini, kita perluas wilayah penerapannya di laut, kata rektor yang biasa dikenal dengan indikator.

Berdasarkan indikator tersebut, meskipun dampaknya dapat ditingkatkan, namun pengembangan PLS laut terapung mempunyai kendala yang cukup besar dalam realisasinya. Salah satu permasalahan utama yang menghambat upaya ini adalah gelombang pasang yang dapat merusak panel surya. Untuk itu, menurut guru besar teknik elektro ini, Solar2Wave hadir sebagai jawaban atas permasalahan tersebut.

Baca Juga: Inovasi ITS bantu UMKM di Desa Bagosari

Ketua tim peneliti Solar2Wave Indonesia, Prof. Ketut Aria Pria Utama MSc, menjelaskan Solar2Wave merupakan proyek pengembangan panel surya terapung yang dilengkapi sistem terintegrasi untuk mengatasi permasalahan gelombang.

Area panel surya pada Solar2Wave dilengkapi dengan elemen terapung dan dikelilingi water head yang mampu meredam dampak gelombang kuat pada panel surya terapung.

Lebih lanjut, Guru Besar yang akrab disapa Ikap ini menjelaskan, prototipe yang dikembangkan memiliki enam panel surya monokristalin dan polikristalin dengan total kapasitas 600 watt. Solar2Wave juga dilengkapi dengan sistem penyimpan energi berupa baterai 12 volt dengan tegangan 65 AH. “Tabung apung yang digunakan bersertifikat dan anti korosi dari sinar ultraviolet, air laut, bahan kimia dan minyak,” jelasnya.

Setelah berhasil mengembangkan prototipe di Galangan Kapal Orela di Grisik, selanjutnya akan dikembangkan Pilot Project Penelitian Solar2Wave di situs Gali Kitapang, Probolingo, Jawa Timur. Menurut Ikap, pemilihan daerah didasarkan pada berbagai faktor. Meliputi jumlah warga yang membutuhkan bantuan listrik, kondisi sosial, dan akses ke lokasi pemasangan Solar2Wave.

Selain itu, Ikap mengatakan pembangunan pilot project ini akan berkapasitas 25 kilowatt. Energi listrik yang tinggi ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel.