Milan – Seorang ahli rekonstruksi wajah berhasil menghidupkan kembali wajah “vampir” abad ke-16 yang terkubur dengan batu bata di mulutnya. Wanita ini ditemukan di kuburan massal korban wabah, dan diduga menyebarkan penyakit karena “nafsu darah”.
Dalam laporan IFL Science, Jumat (22/3/2024), jenazah wanita tersebut pertama kali ditemukan pada 2006 saat penggalian pulau Lazzaretto Nuovo di laguna Venesia.
Pulau ini pernah dijadikan sebagai tempat karantina penderita wabah dan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi banyak orang yang meninggal saat wabah melanda pada tahun 1576.
Meskipun novel “Dracula” karya Bram Stoker baru muncul lebih dari 300 tahun kemudian, periode sejarah Eropa ini ditandai dengan histeria vampir.
Penduduk desa mencari kambing supernatural untuk mencari penyakit mematikan yang telah menyebar ke seluruh benua. Teori vampir kemungkinan disebarkan oleh para penggali kubur Italia yang kerap menemukan mayat menggeliat saat membuka kembali kuburan.
Sisa-sisa jasad yang membusuk sering terlihat mengeluarkan cairan tubuh yang mengalir dari mulut dan hidung, menekankan gagasan bahwa mereka memakan darah orang lain di dalam lubang tersebut.
Dalam beberapa kasus, kain kafan yang menutupi mulut mayat mungkin telah tergulung, sehingga memperkuat gagasan bahwa vampir memperoleh kekuatan mereka dengan memakan kain tersebut.
Ketika menganalisis jenazah wanita tersebut pada tahun 2010, para peneliti menemukan bahwa batu bata tersebut sengaja dimasukkan ke dalam mulutnya oleh seorang penggali kubur, yang percaya bahwa dia telah “memakan” kain kafan dari wajahnya.
Oleh karena itu, batu bata tersebut mungkin dimaksudkan untuk secara ajaib mencegah dia menyebarkan penyakit dengan menggigit korban lainnya.