Categories
Lifestyle

5 Dampak Fatherless Terhadap Perkembangan Anak, Penting Dipahami

bachkim24h.com, Jakarta Fatherlessness yang berarti anak tumbuh tanpa kehadiran atau peran seorang ayah menjadi salah satu akar permasalahan sosial saat ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh bersama ayah dalam kehidupan mereka cenderung memiliki kinerja yang lebih baik di hampir semua bidang kehidupan.

Literatur menunjukkan bahwa tumbuh tanpa ayah dapat dikaitkan dengan kesejahteraan negatif anak-anak dan berbagai kesulitan hidup. Keadaan tidak memiliki ayah dapat berdampak pada kehidupan anak, seperti risiko depresi, aktivitas seksual yang tidak sehat, dan perilaku kriminal. Faktanya, keadaan tidak memiliki ayah juga dirasakan oleh para ibu saat mereka menjalani kehamilan, persalinan, dan membesarkan anak sendirian.

Ketiadaan ayah menempatkan anak-anak dan masyarakat pada risiko yang lebih besar terhadap berbagai masalah yang dihadapi lembaga penegak hukum setiap hari. Seperti dilansir bachkim24h.com dari urbanlight.org, berikut dampak yatim piatu terhadap tumbuh kembang anak, Selasa (30/7/2024).

Keterlibatan ayah yang berkualitas tinggi ditemukan sangat terkait dengan rendahnya tingkat masalah perilaku anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan figur ayah yang kuat cenderung memiliki kemampuan kognitif dan sosial-emosional yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang anak yang tumbuh tanpa ayah dapat mengalami peningkatan risiko depresi dan bunuh diri.

Tidak adanya sosok ayah sangat terkait dengan meningkatnya aktivitas kriminal di kalangan remaja putra dan merupakan indikator tingginya tingkat penyerangan terhadap mereka. Selain itu, hubungan yang kurang stabil juga berkontribusi terhadap terjadinya kenakalan remaja.

Telah terbukti bahwa ketidakhadiran seorang ayah dalam jangka waktu yang lama merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan seorang anak. Remaja yang tumbuh tanpa ayah cenderung memiliki prestasi akademis paling rendah dan menghadapi risiko kegagalan tertinggi dalam pendidikannya.

Keterlibatan ayah yang berkualitas berhubungan langsung dengan risiko anak terhadap penyalahgunaan narkoba sejak usia dini, apapun jenis kelaminnya. Tidak adanya sosok ayah, memiliki ayah yang kasar, atau ayah yang terlibat penyalahgunaan narkoba meningkatkan risiko pada anak.

Penelitian menunjukkan bahwa ketidakhadiran ayah dalam keluarga bisa erat kaitannya dengan perilaku seksual dini dan berisiko. Remaja yang tumbuh tanpa ayah di rumah memiliki kemungkinan 3,5 kali lebih besar untuk hamil dibandingkan remaja yang tinggal bersama ayahnya.1. Bicaralah dengan pasangan Anda dengan nada positif

Sangat penting untuk memiliki pemahaman yang baik dengan pasangan atau ibu dari anak Anda tentang harapan dan tugas Anda sebagai seorang ayah. Hal ini sangat penting terutama dalam situasi di mana suatu hubungan rusak karena perceraian atau perpisahan. 2. Ciptakan Visi Berhubungan dengan Bapa

Apakah menurut Anda anak Anda akan melihat Anda? Dan apa yang tidak Anda sukai dari pandangan mereka? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu memperjelas tujuan Anda sebagai seorang ayah dan membimbing Anda dalam membuat keputusan penting bersama anak-anak Anda. 3. Tetapkan waktu yang teratur untuk anak

Salah satu cara untuk rutin menghabiskan waktu berkualitas bersama anak adalah dengan membuat ritual waktu ayah. Bertemu sebagai ayah dan ibu minimal sebulan sekali, minimal 1-2 jam dan punya anak bersama.