Categories
Kesehatan

9 Imbauan IDAI Terkait Gangguan Ginjal Akut Misterius, 99 Pasien Anak Telah Meninggal Jadi Korban

bachkim24h.com – Hingga 18 Oktober 2022, ada 99 anak yang meninggal di Indonesia akibat gangguan ginjal atau gagal ginjal akut. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menerima laporan adanya peningkatan pesat kasus cedera ginjal akut (AKI) atipikal dan progresif, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun.

Peningkatan kasus gangguan ginjal ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan penyebabnya saat ini masih menjadi penyelidikan dan penelitian. Pada 18 Oktober 2022, 206 kasus dilaporkan di 20 negara bagian.

Berdasarkan hasil tinjauan, tidak ada bukti adanya hubungan antara AKI dengan vaksin Covid-19 atau infeksi Covid-19. Sebab, kelainan AKI biasanya menyerang anak di bawah usia 6 tahun, saat program vaksinasi belum menargetkan anak-anak berusia antara 1 dan 5 tahun,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Dr Siharil dalam siaran persnya baru-baru ini.

Menyikapi hal tersebut, IDAI baru-baru ini mengeluarkan imbauan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGGPA) bagi tenaga kesehatan dan rumah sakit serta masyarakat. Berikut imbauan IDAI yang diterima bachkim24h.com.

A. Bagi Tenaga Kesehatan dan Rumah Sakit: Tenaga kesehatan untuk sementara waktu berhenti meresepkan obat berbahan dasar sirup yang diduga terkontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Will berikan, jika diperlukan. Jika Anda sedang mengonsumsi obat yang berbahan dasar sirup khusus, misalnya obat antiepilepsi, atau obat lain yang tidak dapat digantikan dengan obat lain, konsultasikan dengan dokter anak atau dokter spesialis anak. Bila diperlukan, petugas kesehatan dapat meresepkan obat alternatif yang tidak termasuk dalam daftar obat yang diduga terkontaminasi. Jenis sediaan lain seperti supositoria atau sebagai monoterapi dapat menggantikannya dengan obat murni. Obat sakit kepala sebagai monoterapi sebaiknya hanya diresepkan oleh dokter, dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan produksi dan tata cara pemberian. Petugas kesehatan didorong untuk memantau secara ketat tanda-tanda awal ADD, baik di rumah sakit maupun rawat jalan. Rumah sakit meningkatkan kesadaran mereka untuk deteksi dini GgGAPA dan secara kolaboratif mempersiapkan diri untuk menangani kasus GgGAPA.

B. Bagi Masyarakat: Saat ini, masyarakat tidak boleh membeli obat bebas tanpa rekomendasi ahli kesehatan sampai hasil penyelidikan menyeluruh dari Departemen Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan diterima. Masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada terhadap tanda-tanda ADD seperti tiba-tiba sedikit atau tidak ada buang air kecil (BAK). Sebaiknya kurangi aktivitas anak, terutama anak kecil, yang membuat mereka berisiko tertular (ramai, ruang tertutup, tidak digunakan). masker, dll).