bachkim24h.com, Jakarta – Dokter spesialis penerbangan, Retno Wibawanti, mengatakan pilot berisiko tinggi mengalami kelelahan. Ia mengatakan, kelelahan bukanlah suatu penyakit melainkan reaksi fisiologis atau normal yang dialami setiap orang, termasuk pilot, seiring menurunnya kapasitas fisik dan mental.
Retno menambahkan, kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti: Kurang tidur, terjaga dalam waktu lama, Gangguan ritme sirkadian, Beban kerja, baik fisik maupun mental.
“Dalam konteks penerbangan, (kelelahan) tentunya akan mempengaruhi kewaspadaan dan kemampuan seseorang dalam mengoperasikan pesawat atau menjalankan tugas penerbangan dengan aman,” kata Retno dalam webinar “Risiko Kelelahan pada Pengurangan Pilot dengan Aplikasi FRAMES Pekerjaan Medis FKUI Penerbangan FRAMES’ Selasa 19 Maret 2024.
Kondisi ini terlihat pada pilot dan menjadi salah satu faktor yang terbukti berkontribusi terhadap kecelakaan pesawat. Kelelahan tidak didefinisikan sebagai penyakit, tetapi penting untuk mengelola faktor risikonya. Mengatasi kelelahan memerlukan kerja sama pemangku kepentingan industri penerbangan.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) merekomendasikan Sistem Manajemen Risiko Kelelahan (FRMS) untuk negara-negara anggotanya.
ICAO mendefinisikan FRMS sebagai pendekatan berbasis data untuk terus memantau dan menjaga risiko keselamatan terkait kelelahan. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip dan pengetahuan ilmiah serta pengalaman operasional yang bertujuan untuk memastikan bahwa personel terkait beroperasi pada tingkat kewaspadaan yang memadai.
Untuk mencegah kelelahan, Retno mengembangkan aplikasi self-assessment FRAMES (Fatigue Risk Assessment with Medical Advice). Semua pilot dapat menggunakan aplikasi ini secara langsung dengan melakukan self-assessment. Dengan aplikasi ini, pilot dapat mengidentifikasi dan menilai risiko kelelahan.
“Selain menilai tingkat aktivitas fisik dan kualitas tidur pilot. Semangat dari permintaan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran sesama pilot dalam upaya menjaga kesehatannya,” ujarnya.
Melalui aplikasi ini diharapkan kelelahan dapat dicegah dan kinerja awak pesawat tetap maksimal, ujarnya.
Retno Wibawanti dan pakar lainnya yaitu Dr. Amilya Agustina, Sp.KP; dan Dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid, Sp.KKLP.
Aplikasi FRAMES merupakan aplikasi self-assessment yang dapat diakses langsung oleh semua pilot dengan mendownload aplikasinya di Android Play Store.
“Aplikasi ini mencakup bagian screening dan penilaian (assessment) tingkat aktivitas fisik dan kualitas tidur. Pilot akan mendapat rekomendasi sesuai tingkat aktivitas fisik dan kualitas tidurnya berdasarkan penilaian tersebut,” ujarnya.
Retno juga menjelaskan bahwa pilot di Indonesia dapat memanfaatkan aplikasi ini secara luas dalam upaya meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi risiko kelelahan. Dan hal ini dapat digunakan oleh maskapai penerbangan atau pengontrol lalu lintas udara sebagai tindakan pencegahan kelelahan yang direkomendasikan untuk menerapkan sistem manajemen risiko kelelahan.
Retno menambahkan, aplikasi FRAMES ini merupakan bagian dari rangkaian pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Program Studi (Prodi) Kedokteran Penerbangan.
“Rangkaian (pengabdian kepada masyarakat) ini diawali dengan penyusunan panduan praktis manajemen kelelahan bagi pilot. Setelah panduan ini selesai, kami stop dan mengembangkan aplikasi ini,” ujarnya.