bachkim24h.com, Jakarta – Di era digital saat ini, keamanan siber menjadi semakin penting, terutama bagi pelajar yang aktif menggunakan internet dan media sosial.
Dengan memahami pentingnya keamanan siber, siswa dapat menggunakan teknologi dengan lebih aman dan bertanggung jawab serta terhindar dari berbagai risiko serangan siber seperti pencurian identitas.
Untuk meningkatkan kesadaran pelajar mengenai perlindungan data pribadi di dunia maya, Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) menyelenggarakan webinar bertajuk “Cyber Security Awareness”.
Webinar ini diikuti oleh 655 siswa dari 5 SMK dibawah naungan YPT yaitu SMK Telkom Malang, SMK Telkom Jakarta, SMK Telkom Purwokerto, SMK Telkom Banjarbaru dan SMK Telkom Sidoarjo.
Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian pelatihan serupa yang diadakan di Kampus Telkom Makassar dan SMK Telkom Malang.
Materi pelatihan berfokus pada peninjauan data pribadi di seluruh platform media sosial, mulai dari kategori data pribadi hingga cara penjahat dunia maya beroperasi.
Aris Pooji Santoso, CEO Activision, menjelaskan pemateri memaparkan tentang rekayasa sosial, yaitu praktik manipulasi psikologis yang digunakan untuk mendapatkan informasi sensitif atau mendapatkan akses ke sistem terlarang.
“Cara ini seringkali memanfaatkan kelemahan psikologis manusia untuk mencapai tujuannya,” kata Aris dalam keterangannya, Kamis (7/11/2024).
Mereka menilai pelatihan ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk menjadi pintar dalam menggunakan media sosial dan memahami pentingnya menjaga data pribadi.
Noura Azima Bilkis, calon siswa SMK Telkom Malang Kelas 33, mengaku mendapat banyak informasi berguna mengenai keamanan siber dan belajar bagaimana melindungi diri dari serangan siber melalui pelatihan ini.
“Materinya sangat informatif dan teknis. Saya memahami apa itu keamanan siber dan bagaimana mengurangi risiko peretasan,” kata Nowra.
Sementara itu, Wibowo, putra Andrean Dwi dari SMK Telkom Jakarta menuturkan, banyak ilmu baru yang didapat dari pelatihan ini.
“Saya telah mempelajari teknik fisik, ransomware, spyware, dan perangkat keras. Dengan sangat detail dan memahami apa yang diperlukan untuk melindungi diri dari serangan hacker,” ujarnya.
Krishna Prasetyo Surendro, Kepala Sekolah Vokasi Telkom Jakarta, berharap pelatihan serupa dapat diadakan kembali di masa mendatang.
“Pelatihan keamanan siber ini mengajarkan secara detail bagaimana melakukan mitigasi serangan terhadap komputer dan data pribadi,” kata Krishna.
Di sisi lain, untuk mengantisipasi serangan ransomware, Alphonse Tanujaya, Ketua, Komite Kesadaran Keamanan Siber, Asosiasi Pengusaha ICT Nasional (Opticnas), memberikan beberapa tips efektif, khususnya bagi para wirausaha.
Alphonse mengatakan, mengatasi ransomware sebenarnya tidak terlalu sulit. Pada prinsipnya serangan ini sulit dicegah dengan program antivirus apapun, karena terus berubah dan dalam beberapa kasus penyerangnya adalah manusia, sehingga sangat sulit bagi program antivirus untuk mencegahnya.
“Satu-satunya cara yang paling efektif untuk mengurangi kerugian akibat ransomware adalah dengan disiplin melakukan backup dan menjaga backup secara terpisah atau offline agar tidak terenkripsi ketika diserang ransomware,” kata Alphons, Jumat Antara, Jumat (5/7/2024).
Cadangan data harus disimpan secara terpisah atau offline sehingga tidak terenkripsi jika terjadi serangan, tambah Alfons.
Terdapat solusi untuk melindungi data dari ransomware, seperti perlindungan vaksin, yang berarti data yang berhasil dienkripsi dapat dipulihkan dengan satu klik tanpa bergantung pada cadangan.
Menurutnya, backup data sangat penting untuk menghindari gangguan operasional akibat enkripsi data oleh ransomware.
Namun, jika penyerang berhasil mengunduh data tersebut, ada kemungkinan data rahasia akan dipublikasikan ke publik, yang dapat merugikan perusahaan, ia memperingatkan.
Selain disiplin dalam mencadangkan data, perusahaan perlu meningkatkan kesadaran dan pemahaman karyawan terhadap ancaman ransomware.
Pelatihan kesadaran keamanan dapat dilakukan dengan mengirimkan file phishing secara otomatis ke karyawan dan memperingatkan mereka jika mereka mengklik link berbahaya dan ditipu, katanya.
Karyawan harus dilatih untuk selalu menjaga keamanan aset digital mereka dengan menggunakan program manajemen kata sandi dan mengaktifkan otentikasi dua faktor.
Penting juga untuk berlatih mencadangkan data secara teratur dan menghindari penggunaan program bajakan atau mengunjungi situs berbahaya.
Jika sebuah perusahaan terkena serangan ransomware, langkah pertama adalah mengisolasi komputer yang terinfeksi dari jaringan. Perusahaan kemudian harus meninjau keamanan jaringan untuk memastikan tidak ada infeksi.
“Pastikan data cadangan Anda aman dan instal ulang aplikasi dari awal untuk memastikan tidak ada jejak ransomware yang tersisa,” katanya.