Categories
Lifestyle

PHRI Sebut Tingkat Hunian Hotel Berpotensi Naik sampai 10 Persen di Libur Lebaran 2024, Terbanyak di H+2

bachkim24h.com, Jakarta – Lebaran menjadi salah satu momen dimana tingkat okupansi hotel meningkat. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meyakini permintaan sewa kamar hotel di berbagai daerah akan meningkat signifikan pada musim libur Idul Fitri 2024 seiring dengan tradisi mudik.

Menurut Ketua Umum PHRI Harijadi Sukamdani, peningkatan pemesanan kamar hotel pada periode Hari Raya Idul Fitri 2024 masih belum terlihat. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena berbagai agen perjalanan online (OTA) telah memberikan banyak kemudahan dan fleksibilitas kepada pelanggan dalam memesan kamar hotel. Dalam hal ini, pelanggan dapat dengan mudah memesan kamar beberapa hari sebelum kunjungan.

“Bisa jadi seminggu menjelang lebaran kita akan melihat peningkatan okupansi kamar hotel yang sangat besar. Perkiraan kami kenaikannya minimal sampai 10 persen,” jelas Hari pada acara Buka Puasa PHRI di salah satu hotel di Senayan. . kawasan, Jakarta Pusat, Kamis 14 Maret 2024.

Ia menambahkan, peningkatan okupansi kamar hotel saat libur Idul Fitri biasanya terjadi pada hari ketiga perayaan Idul Fitri. Pada hari ini, masyarakat memiliki lebih banyak waktu untuk berlibur setelah fokus pada kumpul keluarga. Jadi tingginya okupansi kamar akan bergantung pada berapa lama rombongan berangkat setelah lebaran.

“Jadi kalau berlibur bersama menjelang lebaran, biasanya okupansi hotel tidak meningkat signifikan. Okupansi biasanya terjadi pada H+2 Idul Fitri dan beberapa hari setelahnya hingga berakhirnya liburan bersama,” jelasnya.

PHRI juga mengatakan, hotel-hotel di wilayah Jakarta kemungkinan tidak akan mengalami peningkatan okupansi yang besar selama libur Idul Fitri. Pasalnya, banyak warga Jakarta yang mudik ke berbagai daerah di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa.

Dari situ, peningkatan signifikan okupansi kamar hotel saat libur lebaran akan lebih sering terjadi di kota-kota selain Jakarta atau kota lain yang memiliki banyak destinasi wisata. Pengelola hotel telah menyusun strategi untuk menarik tamu di musim liburan 2024, misalnya dengan mempromosikan tarif sewa kamar yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan kecepatan pesaingnya.

Pihak hotel juga berupaya memperbaiki dan meningkatkan fasilitas demi memberikan pengalaman menginap terbaik bagi para tamu. PHRI sebelumnya telah menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional ke-4 tahun 2024 yang diselenggarakan di Batam dan mengangkat topik “Strategi Pemerintah dalam Regulasi Penyelenggara Perjalanan Wisata”.

Menurut Hari, pertemuan yang digelar pada 22 Februari 2024 itu mempertemukan lebih dari 1.500 anggota PHRI dari seluruh Indonesia. Rapat kerja nasional ini merupakan kegiatan rutin untuk mengevaluasi dan melaporkan program kerja selama satu tahun. Kemudian mempersiapkan program untuk tahun berikutnya. Ini lebih pada evaluasi dan perencanaan, kata Presiden PHRI itu, Rabu, 21 Februari 2024. , menurut saluran regional bachkim24h.com.

Hari mengatakan, rapat kerja nasional PHRI ini akan membahas situasi bisnis di sektor perhotelan serta cara menghadapi tantangan terkini bagi hotel dan restoran di Indonesia. Salah satu yang paling penting adalah peningkatan jumlah agen perjalanan online (OTA), namun belum ada pemulihan di sektor akomodasi.

Berdasarkan data BPS tahun 2023, okupansi hotel di Indonesia tidak mengalami peningkatan dari segi tingkat keterisian kamar. Data PHRI menunjukkan angka okupansi tersebut masih berada di bawah okupansi tahun 2019 atau periode sebelum Covid.

“Prinsipnya di satu sisi OTA membantu karena lebih efisien.” Tapi ada permasalahannya, ini soal dua hal, yang pertama terkait komisi yang relatif tinggi sehingga menjadi beban, dan yang kedua adalah OTA luar negeri yang tidak membayar. pajak, artinya dibebankan kepada kami (hotel),” ujarnya.

Peningkatan penetrasi pasar OTA diperkirakan mencapai 45 persen di Indonesia dan mencapai Rp 12 miliar di seluruh pasar pariwisata pada tahun 2025. Namun, disparitas antara peningkatan nilai OTA dan pendapatan hotel di Tanah Air disebut-sebut menghambat tujuan tersebut.

Anomali ini terjadi karena OTA milik asing memberikan suntikan modal promosi yang besar sekaligus menurunkan harga hotel di Indonesia. OTA asing tersebut adalah Agoda, Booking.com, Airbnb, Trip.com, Expedia, Globaltik, dan Klook.

“Pajak dari OTA luar negeri harus kita tanggung,” ujarnya. Tujuan Rakernas PHRI adalah mencari solusi dan mengatasi kekhawatiran akan kehadiran OTA asing yang “menghabiskan uang” namun nyatanya berdampak minimal terhadap sektor pariwisata dalam negeri.

Selain itu, dalam agenda ini, PHRI juga memperkenalkan platform BookingINA. Aplikasi ini merupakan platform reservasi hotel dan restoran online yang dikembangkan oleh kementerian dan lembaga pemerintah di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pembelian hotel dan restoran.

Platform ini akan menjadi wadah bagi seluruh kementerian dan lembaga pemerintah untuk melakukan pemesanan hotel dan restoran untuk seluruh kegiatan yang dijalankan pemerintah. PHRI menyatakan BookingINA dapat memberikan keuntungan bersama bagi pengusaha dan pemerintah.