Categories
Kesehatan

TKN Prabowo-Gibran: Siapapun yang Menang Harus Bergabung Berantas TBC

bachkim24h.com, Jakarta Tim Pemenangan Nasional (TKN) Prabovo-Jibran mengatakan penyakit tuberkulosis atau TBC merupakan salah satu masalah kesehatan yang mendera tim capres-cawapres 02.

Menurut Dewan Pakar Kesehatan TKN Prabovo-Gibran, Dr. Beniamin P. Octavianus SpP, Prabowo sudah lama memintanya untuk mengobati TBC. Pasalnya, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis ini memiliki angka kematian yang tinggi.

Pak Prabovo meminta saya mengatasi TBC sebelum hari ini karena 15 orang meninggal karena TBC setiap 5 menit, kata Benjamin pada acara Final Baton To End TBC di Jakarta: Dialog Publik dengan Kelompok Suksesi Presiden dan Wakil Presiden. 31 Januari 2024.

Jika Prabowo dan Jibran menang pada Pemilu 2024, kemungkinan besar akan terbentuk lembaga pemberantasan tuberkulosis.

Oleh karena itu, kemungkinan besar Badan Nasional TBC akan dibentuk mulai dari presiden, menteri, TNI hingga masyarakat.

“Siapa pun yang menang, kita harus bersatu untuk memberantas TBC,” kata Benjamin dalam keterangan tertulis yang diakses Health-bachkim24h.com.

Tuberkulosis masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia. Pada tahun 2022, terdeteksi lebih dari 724.000 kasus baru tuberkulosis. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), jumlah tersebut meningkat menjadi 809.000 kasus pada tahun 2023.

Jumlah kasus TBC jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi, yang rata-rata jumlah kasusnya kurang dari 600.000 per tahun.

Dr Nurul Luntungan dari Stop TB Partnership Indonesia mengatakan diperlukan kerja sama untuk mengakhiri TBC. Terlebih lagi, Indonesia mempunyai beban tuberkulosis tertinggi kedua di dunia

Hanya dengan kerja sama, kepemimpinan yang kuat dan investasi yang efektif serta kerja sama lintas sektor, Indonesia dapat mencapai eliminasi tuberkulosis pada tahun 2030,” kata Nurul senada.

Pada kesempatan yang sama, Konsultan Paru Erlina Burhan membahas kemungkinan strategi untuk menghilangkan dan mempercepat TBC melalui upaya pengendalian TBC yang inovatif. 

“Kemajuan teknologi di bidang TBC, dimana kombinasi pengobatan TBC rentan obat berkurang dari 6 bulan menjadi 4 bulan, untuk TBC-RO yang biasanya memakan waktu 18 bulan bahkan 2 tahun, kini ada kombinasi baru. BPaL dan BPaLM, kalau kita terpilih (presiden dan wakil presiden) harusnya lebih banyak mengalokasikan anggaran dari APBN, bukan pada jalur yang benar dalam pemberantasan tuberkulosis. kata Erlina. 

Erlina Burhan pun menanyakan apakah sebagai presiden bisa fokus pada permasalahan tuberkulosis di Indonesia.

“Saya ingin tuberkulosis menjadi hal yang sangat penting bagi kalian semua yang akan dipimpin dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia.” “Mohon perhatian terhadap TBC dan lakukan segala upaya untuk mencapai eliminasi pada tahun 2030,” kata Erlina.

Tuberkulosis menunjukkan bahwa tuberkulosis bukan hanya masalah medis. Berdasarkan pengalamannya selama lebih dari 30 tahun sebagai dokter, hanya ada sedikit masalah medis yang berhubungan dengan tuberkulosis.

“Masalah medis TBC sangat rendah, 30 persen, paling banyak 40 persen.” 60 persennya adalah non-medis. Ada diskriminasi dan masalah sosial”.