JAKARTA – Magang di PT Freeport Indonesia dapat memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa. Namun untuk mencapainya, Anda harus bersaing dengan banyak orang.
Salah satu mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), Firman Cahyo Nugroho, menjadi salah satu mahasiswa yang masuk sebagai peserta magang mandiri di PT Freeport Indonesia.
Baca juga: Freeport Buka Lowongan, Terima Mahasiswa IPTEK dan IPS
Mahasiswa angkatan 2020 ini merupakan satu dari 80 mahasiswa yang lolos seleksi. Persaingannya pun tak main-main, ia harus bersaing dengan 3.630 peserta.
Firman yang mengambil jurusan kesehatan masyarakat, saat ini berpraktik di divisi keselamatan tambang, lebih khusus lagi di bagian higiene industri dan kesehatan kerja.
Terlibat dalam beberapa proyek penting
Masa magangnya di sebuah perusahaan pertambangan global ia manfaatkan untuk mempraktikkan ilmu kesehatan lingkungan yang ia pelajari.
Tugasnya tidak biasa karena Firman terlibat dalam beberapa proyek penting, seperti peninjauan pedoman fisik dan biologi, pengembangan SOP pengukuran mikrobiologi, dan pengukuran kualitas udara.
Baca juga: PT Freeport Indonesia membuka loker SMA bagi calon S1, batas waktu 3 Maret 2024
Selain itu, ia juga dilibatkan dalam uji coba untuk mengetahui tingkat paparan pada para pekerja. Proyek-proyek yang ia ikuti, tambahnya, bertujuan untuk menentukan tingkat paparan pekerja terhadap kebisingan, debu, asap dan banyak lagi.
“Saya mendapat kesempatan yang luar biasa untuk terlibat dalam proyek pemantauan fisik dan biologis di PTFI. Selain itu, saya juga membantu menyusun SOP pengukuran mikrobiologi pada kualitas udara dan udara dalam ruangan di PTFI,” ujarnya, dikutip dari situs Unair. , pada Kamis (4/4/2024).
Perusahaan ini bekerja di dataran tinggi, tepatnya di kantor 72 di kawasan Ridgecamp pada ketinggian 2.200 meter. Pada awalnya, perusahaan kesulitan beradaptasi dengan cuaca dan kontur lahan di dataran tinggi. Menanjak juga merupakan tantangan tersendiri.