bachkim24h.com, JAKARTA – Ford mengubah prioritasnya seiring gelombang mobil listrik murah asal China yang mulai membanjiri pasar Eropa dan pada akhirnya akan menuju Amerika Serikat.
Merek asal Negeri Paman Sam itu bahkan harus menunda peluncuran mobil listrik besarnya dan malah fokus pada rangkaian model listrik yang lebih kecil dan terjangkau. Demikian dilansir Bloomberg, Kamis (21 Maret 2024).
Model pertama yang memasuki pasar adalah SUV kompak yang akan dirilis pada akhir tahun 2026 dengan harga mulai sekitar US$25.000 atau setara Rp393,5 juta, bertujuan untuk menyaingi Tesla entry-level.
Crossover Ford baru akan menggunakan platform listrik baru, dan Bloomberg Businessweek mengatakan Ford juga memiliki tim yang terdiri dari kurang dari 100 orang di Irvine, California, yang mengerjakan kendaraan listrik terjangkau.
Kabarnya, tak hanya SUV, platform listrik baru ini juga akan digunakan pada truk pikap kecil baru.
Kendaraan listrik Ford yang terjangkau diharapkan menggunakan baterai lithium iron phosphate (LFP) untuk mengurangi biaya.
Namun, teknologi baterai lainnya juga sedang dikembangkan untuk mencapai penghematan yang lebih besar.
Ford telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekhawatiran konsumen tentang fasilitas pengisian baterai kendaraan listriknya. Alasannya adalah konsumen dari pabrikan Amerika tersebut memiliki akses ke jaringan ribuan Supercharger Tesla di seluruh Amerika Utara.
Ford mengklaim sebagai merek non-Tesla pertama yang memiliki akses ke fasilitas pengisian baterai canggih ini, lapor Carscoops.
Ford telah membuka pendaftaran untuk program yang memberikan kebebasan kepada pemilik Mustang Mach-ES dan F-150 Lightning untuk mengisi daya lebih dari 15.000 Supercharger menggunakan adaptor khusus.
Pemilik lama, serta pembeli baru Ford, memiliki waktu hingga 30 Juni untuk meminta adaptor gratis. Setelah periode ini, akan ada biaya $230 untuk aplikasi ini.