Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjionegoro telah mengungkapkan bahwa Program Beasiswa Kartu Cerdas (KIP) di Indonesia (KIP) akan segera mengubah namanya. Ini harus sejalan dengan kebijakan kabinet merah dan putih Presiden Prabowo.
“Dalam waktu dekat kami akan memberikan nama baru dari program ini (Konferensi KIP) karena menyesuaikan dengan kabinet yang sedang berlangsung, kabinet merah dan putih,” kata Satryo pada konferensi pers pada hari Selasa (2/2/2/2025) .
Baca Juga: Pendaftaran Konferensi KIP 2025 Terbuka Hari Ini, Potensi Siswa telah disiapkan
Satryo menambahkan bahwa perubahan nama ini masih mempertahankan semangat awal program, yaitu memberikan kesempatan bagi siswa yang luar biasa untuk mengakhiri pendidikan tinggi tanpa sarat dengan pembatasan ekonomi.
Dia juga ingat bahwa program beasiswa ini memiliki sejarah panjang, mulai dari Bidikmisi di era Presiden Susilo Bamban Yudhoyono, untuk konferensi KIP yang diadakan selama dua periode administrasi Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Bisakah Kip atau Dana Kampus Dipotong? Jaga diproses oleh hukum
“Kita tahu bahwa program kartu Indonesia, konferensi KIP sebenarnya diadakan selama era Presiden Joko Widodo selama 2 periode, karena sebelum program seperti itu dia telah mencalonkan Bidikmisi di era presiden Susilo Bamban Yudhoyono,” jelasnya.
Selain itu, Satryo mengatakan nama penggantian konferensi KIP sedang dibahas oleh Presiden Prabowo. Namun, perubahan nama ini akan terus memberikan semangat yang sama, yaitu, menyediakan tas untuk anak -anak Indonesia yang menonjol tetapi memiliki biaya terbatas.
“Untuk apa yang sedang kita bicarakan dengan nama Presiden yang akan kita gunakan di sini, tentu saja dengan semangat yang sama, yaitu, menyediakan tas untuk Indonesia, orang Indonesia yang benar -benar pintar untuk mendapatkan lembaga tersier di Indonesia,” kata Satryo .
Satryo mengatakan bahwa dengan program ini pemerintah memiliki visi besar yang menawarkan peluang yang adil dan setara di Indonesia untuk meningkatkan keahlian mereka di bidang pendidikan tinggi bahwa siswa yang menerima beasiswa harus terlibat dalam penelitian, inovasi, dan pengembangan yang telah dimiliki dampak positif pada masyarakat.
“Oleh karena itu, menerima lebih banyak manfaat dapat meningkatkan birch dari keluarga mereka dan juga berkontribusi misalnya untuk kemajuan bangsa,” pungkasnya.