Jakarta – Seorang karyawan Thailand meninggal setelah dia menolak pesan kepalanya. Kecelakaan itu terjadi di perusahaan -perusahaan besar di Hawza Pang Po industri, Samut Brikan, Thailand.
Laporan TheThageer, Minggu (09/22/2024), diketahui bahwa karyawan tersebut belum berlibur. Dia ditekan untuk melanjutkan pekerjaan, meskipun dia tidak sehat.
Masalah ini sebelumnya dibagikan oleh pekerja muda dan akun viral di Facebook di jejaring sosial. Posting berisi halaman percakapan antara karyawan dan pengawas perusahaan di baris kaligrafi.
“Sertakan sertifikat dokter.
Posting ini menyebabkan pengguna internet merasa sedih dan marah. Publikasi menambahkan bahwa pengawas perusahaan tidak diizinkan untuk mengurangi karyawan karena penyakit tersebut. Secara tidak langsung, menekan karyawan untuk selalu datang bekerja.
Stadion menulis: “Karyawan, yang tidak mengambil liburan, sakit, dan dia sekarang telah meninggal #Bellangkawa untuk keluarga.”
Posting ini dimulai dengan seorang kolega, tetapi kemudian dihapus. Singkatnya, karyawan meminta untuk memperpanjang cuti yang memuaskan, tetapi presidennya menolak permintaan itu.
Tekanan yang diberikan kepala tidak jelas, tetapi memaksa karyawan untuk bekerja saat dia masih sakit. Karyawan itu juga ditolak, dengan izin untuk kembali ke rumah, menyebabkan dokter menunda dan kemudian meninggal.
Berita ini memicu perasaan simpati untuk pengguna internet. Banyak orang bertanya -tanya tentang kebijakan perusahaan dan tindakan atasannya, dengan fokus pada konsekuensi buruk dari mengabaikan kesejahteraan karyawan. Kejadian ini menekankan pentingnya menghormati kesehatan karyawan dan memberikan dukungan yang tepat selama sakit.