bachkim24h.com, Jakarta – Bursa saham di Asia dan Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa pagi pekan ini. Pelaku pasar di bursa Asia mencermati pengumuman inflasi dari Korea Selatan dan data industri dari Australia dan India.
Inflasi Korea Selatan akan stabil pada angka 3% pada bulan Maret, berdasarkan perkiraan ekonom yang disurvei, mengutip CNBC pada Selasa (4 Februari 2024).
Sementara itu, data industri seperti aktivitas pabrik Australia mengalami kontraksi pada laju tercepat sejak Mei 2020, dengan Indeks Manajer Pembelian turun dari 47,3 di bulan Maret dan 47,8 di bulan Februari.
Data aktivitas pabrik India juga akan dirilis hari ini. Ekonom yang disurvei memperkirakan angka PMI yang kuat sebesar 59,4.
Pasca rilis angka inflasi Korea Selatan, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,34% dan Kosdaq turun 1,11%.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,12% ke rekor tertinggi baru.
Rata-rata saham Nikkei Jepang sedikit menguat, naik 0,25%, sedangkan TOPIX secara keseluruhan naik 0,19%.
Indeks Hong Kong Hong Seng berjangka berada di level 16,651, menunjukkan harga pembukaan yang lebih lemah dibandingkan harga penutupan HSI di 16,541.42.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup pada hari Senin, menandai dimulainya kuartal kedua tahun 2024. Pelaku pasar mempertimbangkan data inflasi AS yang baru di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan pasar dapat melambat.
Dow Jones Industrial Average turun, dengan 30 saham turun 240,52 poin atau 0,6% menjadi ditutup pada 39.566,85. Indeks S&P 500 juga turun 0,2% dan berakhir pada 5.243,77. Indeks Komposit Nasdaq, yang memiliki proporsi saham teknologi tinggi lebih tinggi, naik 0,11% menjadi berakhir pada 16,396.83.
Investor akan mewaspadai laju penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini dan seberapa cepat para gubernur bank sentral dapat mencapai target inflasi 2%.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Jumat bahwa pertumbuhan ekonomi kuat dan inflasi berada di atas target.
“Itu berarti tidak perlu terburu-buru melakukan pemotongan,” kata Jerome Powell kepada “Marketplace.”
“Saat ini perekonomian kuat, pasar tenaga kerja kuat, dan inflasi turun. Kita bisa melakukan itu, jadi kita akan berhati-hati dengan keputusan ini,” katanya.