bachkim24h.com, Kepala Dinas Pangan Nasional Jakarta Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintahan Prabowo Subianto akan memaksimalkan seluruh sumber protein yang ada untuk melaksanakan program pangan bergizi gratis.
Pernyataan ini dilontarkan menanggapi program susu ikan sebagai alternatif sumber makanan bergizi gratis. Meski stok sapi perah di Indonesia terbatas, Arif mengatakan Indonesia saat ini memiliki ketersediaan susu sapi tertinggi.
“Semua sumber protein perlu ditingkatkan. Susu ikan salah satunya, tapi semua sumber protein perlu ditingkatkan,” kata Arif kepada Jab ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/7/2024) saat ditemui.
“Saat ini, susu sapi adalah yang paling umum. Tapi semua jenis protein, nabati dan hewani, harusnya bisa digunakan. Gunakan semua sumber protein. Orang tidak boleh bergantung pada satu jenis protein. Jadi saya harus lebih dari itu.” ditambahkan
Selain ikan dan susu sapi, Bipinas akan semakin banyak menggunakan alternatif lain seperti susu kedelai. Namun tingkat produksi saat ini masih terbatas.
Oleh karena itu, lanjut Arif, ke depan pemerintah akan meningkatkan ketersediaan protein berbasis sumber lokal di setiap daerah. Hal ini sesuai dengan arahan Peraturan Presiden (Pracetak) no. 81 Tahun 2024 tentang percepatan diversifikasi pangan berdasarkan kapasitas sumber daya lokal.
“Yang paling bagus sebenarnya dari sumber lokal, dari daerah setempat. Misalnya ada daerah yang menghasilkan udang. Bukankah itu protein udang? Yaa makan udang saja. Di beberapa daerah rumput laut kenapa tidak ( (pakai). In beberapa daerah, tuna, cakalang,” jelasnya.
Termasuk kasus beras, dimana Kementerian Pertanian (Kimtan) bersiap meningkatkan tingkat produksi agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor beras.
Jadi yang bisa dilakukan di Indonesia, tingkatkan produksi, tingkatkan produktivitas,” tegas Arif.
PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food, badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pangan, memperkenalkan ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi dalam program makanan bergizi gratis dan susu gratis di bawah pemerintahan Prabowo Subianto-Jibran Rakaboming susu. dari Raqqa
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Pertanian Sadariyono mengaku pihaknya belum mengetahui persoalan susu ikan.
“Jujur saja saya tidak mengikuti soal susu ikan, kalau susunya diganti dengan ikan, tapi jujur saya tidak mengikuti, mungkin ada ikan di dalam susunya,” ujarnya saat ditanya di acara tersebut. Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/9/2024).
“Ibarat susu kedelai. Ikan nggak kasih susu, maksudnya kalau di medsos menyesatkan, aku tidak mengikutinya,” sambungnya.
Namun, ia menjelaskan, program gizi gratis ini bertujuan untuk memberikan kecukupan protein pada anak.
“Nah intinya kita kekurangan susu dan daging. Jadi kalau bisa dan arahnya jelas, jangan impor susu. Kalau tidak, kita beri ruang untuk mendatangkan sapi hidup ke Indonesia. Karena kekurangan susu dan daging,” jelasnya.
“Ini bagaimana kita akan membuka ruang. Insya Allah kita akan membuat data komitmen perusahaan, koperasi, individu, komunitas. Peternakan,” tambah Sudaryono.
Sudaryono mengatakan, alih-alih menunggu sapi perah datang, kandungan proteinnya bisa diganti dengan sumber lain seperti sumber nabati dan hewani.
“Kita sudah surplus, kita sudah swasembada telur, ikan, ayam, jadi mungkin itu sumbernya. Jadi ini alternatif, bukan memaksakan impor susu bubuk dan sebagainya. Tujuan kita bukan itu. Kita lebih fokus tentang makanan bergizi gratis.” “Pemerintah ini dapat memobilisasi kebebasan pangan, tidak hanya nasi, tapi telur ayam, daging, dan susu, yang seharusnya kita miliki,” tambahnya.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hassan Nasbi menegaskan, belum ada skenario terkait penggunaan susu ikan dalam program pangan bergizi gratis pemerintahan Prabowo Subianto-Jibran Rakaboming Raka yang dilakukan Badan Gizi Nasional. Menurut dia, Badan Pangan Nasional terbuka terhadap gagasan pihak lain untuk program andalan Prabowo tersebut.
Informasi yang saya terima selama ini dari Kepala Badan Pangan Nasional, susu ikan belum ada skenarionya, kata Hassan kepada wartawan, Selasa (10/9/2024).
“Tetapi Badan Pangan terbuka terhadap ide-ide berbeda dari pihak lain, asalkan terbukti dan bisa diimplementasikan.”
Ia mengatakan, ide penggunaan susu ikan dalam program gizi gratis bukan datang dari Badan Pangan Nasional melainkan dari beberapa pihak lain. Hassan meminta pihak lain melakukan uji coba terhadap susu ikan.
“Silakan dicoba dulu. Kalau sudah melalui proses uji coba dan hasilnya bagus, bisa sebagai pengganti fortifikasi nutrisi, tapi bukan sebagai pengganti susu,” jelas Hassan.
Wartawan : Alma Fakhasari/Merdeka.com