Categories
Lifestyle

Stereotip Hubungan Toxic yang Sering Dinormalisasi, Simak Bahaya yang Tak Terlihat

bachkim24h.com, Jakarta Media sering menggambarkan hubungan beracun sebagai sesuatu yang normal atau bahkan romantis. Banyak film dan acara TV yang menggambarkan dinamika hubungan yang penuh konflik, manipulasi, dan pelecehan emosional sebagai wujud cinta sejati.

Hal ini dapat membuat pemirsa, terutama yang lebih muda, percaya bahwa sifat-sifat ini adalah bagian normal dari suatu hubungan. Menurut laporan SB Statesman, media memainkan peran besar dalam persepsi masyarakat tentang cinta dan hubungan. Ketika cerita-cerita ini disajikan dengan gambar-gambar yang menarik dan karakter-karakter yang menarik, stereotip tentang hubungan yang beracun akan tampak lebih dapat diterima dan bahkan diinginkan oleh penonton.

Selain itu, normalisasi ini dapat menyebabkan banyak orang gagal mengenali tanda-tanda hubungan beracun dalam kehidupan nyata mereka. Mereka mungkin percaya bahwa kecemburuan yang berlebihan, perilaku mengontrol atau manipulatif adalah tanda cinta yang mendalam dan bukan tanda peringatan. Situasi menjadi lebih berbahaya ketika media terus-menerus menyajikan narasi yang sama tanpa memberikan ruang untuk diskusi kritis atau alternatif yang sehat.

Ketika stereotip tentang hubungan yang beracun menjadi hal biasa, dampaknya bisa sangat merusak, terutama bagi mereka yang berada dalam atau berada dalam suatu hubungan. Normalisasi ini menciptakan standar yang lebih rendah untuk apa yang dianggap sebagai perilaku yang dapat diterima dalam hubungan.

Banyak orang mungkin menerima atau bahkan mengharapkan penganiayaan karena mereka sering melihatnya di media dan menganggapnya sebagai hal yang normal. Menurut Harian Illini, hubungan yang sehat harus dilandasi rasa saling menghormati, komunikasi yang baik, dan dukungan emosional. Namun, ketika hubungan yang beracun terus-menerus digambarkan secara glamor, banyak orang mungkin kesulitan memahami dan mendefinisikan apa itu hubungan yang sehat.

Dampak dari normalisasi ini juga terlihat secara luas di masyarakat. Jika banyak orang terus-menerus dihadapkan pada gagasan bahwa perilaku kekerasan adalah bagian dari dinamika hubungan yang normal, sikap terhadap kekerasan mungkin juga menjadi lebih permisif. Akibatnya, upaya mengatasi kekerasan pasangan intim bisa terhambat karena kurangnya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya hubungan yang sehat.

Untuk mengatasi masalah ini, sangat penting bagi masyarakat untuk mulai membicarakan normalisasi stereotip hubungan beracun dan menyadari bahayanya. Meningkatkan kesadaran tentang hubungan yang sehat sangatlah penting, baik melalui sistem pendidikan formal atau kampanye media sosial.

Media juga perlu menunjukkan hubungan antarmanusia yang lebih sehat dan memberi semangat sehingga masyarakat mempunyai contoh positif untuk ditiru. Selain itu, masyarakat juga harus diimbau untuk lebih kritis terhadap apa yang mereka konsumsi di media.

Dengan menyadari bahwa tidak semua yang Anda lihat di layar merupakan gambaran sebenarnya dari cinta dan hubungan, Anda dapat membantu mengurangi dampak negatif dari normalisasi ini. Dengan cara ini, kita dapat mulai menetapkan standar yang lebih tinggi dalam hubungan dan mengurangi toleransi kita terhadap perilaku beracun.

Seperti yang dikemukakan oleh SB Statesman, mengubah narasi media tentang cinta dan hubungan merupakan langkah penting menuju budaya yang lebih sehat yang mendukung hubungan positif.