bachkim24h.com Menteri Kesehatan Indonesia Bali Budi Gunadi Sadikin mengatakan kanker merupakan penyakit yang dapat dicegah dan upaya dilakukan untuk meminimalisir angka kematian. Menurut Bodie, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan angka kematian akibat kanker.
“Kita harus fokus pada kampanye kesehatan masyarakat, perubahan gaya hidup, dan tes skrining dini untuk menurunkan angka kematian akibat kanker,” kata Menteri Kesehatan Bodi saat pembukaan Indonesia International Cancer Conference (IICC) 2024 di Bali pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Kementerian Kesehatan juga bertujuan untuk melaksanakan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat dan deteksi dini. Pola hidup sehat antara lain menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan seimbang, rutin berolahraga, tidak merokok, istirahat yang cukup, dan mengatasi stres.
Setelah itu, aspek penting lainnya adalah pemeriksaan kesehatan secara berkala, termasuk pemeriksaan kanker sejak dini. Jika kanker terdeteksi pada stadium dini, maka tingkat kesembuhan akan tinggi.
“Kanker merupakan penyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat. Padahal, dengan teknologi yang ada saat ini, asalkan terdeteksi sejak dini, 90 persen penyakitnya bisa diobati, bisa diobati, dan bisa disembuhkan. ” kata Bodhi.
Salah satu deteksi dini yang dapat dilakukan wanita Indonesia usia 30-50 tahun di puskesmas adalah metode IVA.
Selain itu, Bodi mengatakan pemerintah Indonesia akan menerapkan kanker paru-paru dan kanker usus besar dengan sasaran spesifik pada kelompok umur berbeda.
Pemerintah juga akan meningkatkan skrining dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis (sednis) dan USG. Salah satu upayanya adalah dengan mendistribusikan peralatan USG dengan probe linier dan melatih dokter umum di 10.000 pusat kesehatan di seluruh Indonesia untuk melakukan skrining terhadap sekitar 100 juta wanita dewasa untuk kanker payudara.
Untuk mendukung pengobatan kanker, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas dan peralatan medis di rumah sakit di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2027, alat diagnostik tambahan seperti 276 mammogram, 236 CT scan, 34 SPECT-CT dan 8 PET-CT akan tersedia.
Bodi juga mengatakan pemerintah akan meningkatkan kapasitas rumah sakit di 514 kabupaten/kota dan 38 kabupaten untuk memberikan layanan kanker yang komprehensif, termasuk perawatan paliatif.
Selain itu, Indonesia juga meluncurkan Balai Besar Bioteknologi Kesehatan (BGSi), dimana RS Dharmais berperan sebagai pusat kanker nasional untuk pengembangan profil genom komprehensif yang diharapkan selesai tahun ini, sebagai langkah menuju pengobatan kanker yang lebih tepat.
Kami berharap Konferensi Kanker Internasional Indonesia (IICC) 2024 akan mempercepat kolaborasi global dan berbagi pengetahuan dalam upaya kanker, serta mendorong kemajuan lebih lanjut dalam pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan kanker di seluruh dunia.
IICC 2024 dihadiri oleh peserta dari berbagai negara dan di Indonesia, antara lain ahli onkologi, peneliti, akademisi, pengambil kebijakan, relawan dan masyarakat umum yang terlibat dalam pencegahan, diagnosis, pengobatan, pengobatan dan pengendalian kanker.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan pentingnya aksi solidaritas global untuk pencegahan dan pengendalian kanker. Ia merekomendasikan Indonesia, Bhutan, dan Australia untuk bekerja sama membangun kerja sama dalam memerangi kanker.
“Banyak negara melakukan hal serupa dengan membangun jaringan, pelatihan bersama, memperkuat kerja sama penelitian, dan memperkuat perjanjian internasional,” kata Tedros.