bachkim24h.com, Jakarta Dulu, orang tua kerap membawa anaknya yang sehat ke dekat pasien campak dengan harapan anaknya juga tertular campak.
Tindakan ini didasari oleh pengetahuan bahwa kekebalan tubuh dicapai melalui dua cara. Yang pertama adalah pemberian vaksinasi atau vaksinasi, yang kedua karena penyakit menular.
Para orang tua juga sebelumnya percaya bahwa anak yang terkena campak akan memiliki kekebalan dan tidak akan terserang campak lagi di kemudian hari. Namun pemikiran seperti ini dianggap keliru oleh para dokter anak. Pasalnya, menulari anak dengan sengaja bisa berbahaya, terutama bagi anak yang kekurangan gizi.
“Dulu, anak-anak penderita campak sengaja dipertemukan untuk terkena campak agar keduanya tertular penyakit dan sembuh bersama.” Anak-anak yang mengalami malnutrisi dan gizi buruk memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah dan virus campak jauh lebih kuat,” kata Profesor Hartono Gunardi dalam kesempatan Hari Imunisasi Sedunia. Diselenggarakan bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin 18 Maret 2024.
Virus campak disebut mematikan karena dapat melumpuhkan sistem kekebalan tubuh anak yang terinfeksi. Ketika pertahanan tubuh anak lumpuh, berbagai komplikasi bisa terjadi.
“Jadi hati-hati (jangan) mengumpulkan anak-anak dan pastikan semuanya tertular,” saran Hartono menjawab pertanyaan Health bachkim24h.com.
Orang tua harus melindungi anak-anak mereka dengan memberikan mereka vaksinasi campak, bukan dengan sengaja membuat mereka terkena virus campak.
Hartono mengatakan, anak-anak dapat menerima vaksinasi campak hingga tiga hari setelah diduga terpapar oleh penderita campak.
“Misalnya kita tahu dia (anaknya) pernah kontak dengan Pak A, maka kita tahu Pak A terkena campak. Oleh karena itu, jika waktu pemaparan kurang dari 3 hari, yaitu 3 kali dalam 24 jam. , maka kami tahu Pak A terkena campak. Kalau iya, kami akan tetap buru-buru divaksin.”
“Vaksinasi akan melindungi Anda dari penyakit campak parah, yang dapat diderita oleh anak-anak. “Jadi meskipun Anda sudah terpapar, belum tentu Anda sakit. Nah, dalam tiga hari terakhir ini, masih ada waktu untuk melakukan vaksinasi guna melindungi diri. dari penyakit campak,” jelas Hartono dalam acara yang diselenggarakan Direktorat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. P2P) Kementerian Kesehatan.
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis anak Hinky Hindra Irawan Sattari, subspesialis kesehatan anak, penyakit menular dan tropis, juga memberikan reaksi serupa.
Ia mengakui, upaya ibu-ibu yang memaparkan anaknya terkena campak banyak terjadi di masyarakat. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan pelanggaran hak anak.
“Ini wajar, tapi anak-anak tetap bersama jadi ibu tidak perlu khawatir. Itu melanggar hak anak dan ada hukumnya. Kamu tidak boleh membiarkan anakmu sakit.” berhak memveto keinginan orang tua,” kata Hinkie.
“Daripada dikurung bersama hingga membuatnya menderita, dia perlu dikarantina lalu divaksinasi,” tambahnya.
Hinkie menekankan bahwa meskipun anak-anak tidak kebal terhadap penyakit menular atau menular, mereka berhak dilindungi melalui vaksinasi sebelum tertular.
“Anak-anak harus dilindungi dan tidak dirugikan atau menyebabkan penderitaan.”
Sedangkan vaksinasi tidak dianjurkan untuk anak penderita campak, kata Hinkie.
“Anda tidak bisa mendapatkan vaksinasi jika Anda sakit,” jelas Hinkie. Setelah sembuh, kebanyakan orang yang terkena campak memiliki kekebalan seumur hidup.”
Namun, begitu anak terkena campak dan sembuh, mereka mempunyai kekebalan terhadap infeksi serupa, namun belum kebal terhadap rubella.
Artinya, anak yang sembuh dari penyakit campak tidak memerlukan vaksin campak karena mereka telah mengembangkan kekebalan terhadap penyakit tersebut, namun mereka tetap membutuhkan vaksin campak.
Sedangkan vaksin yang saat ini tersedia di Indonesia adalah vaksin MR (campak dan rubella). Vaksin ini melindungi terhadap dua penyakit: campak dan rubella.
Hinkie mengatakan meski Anda tidak lagi membutuhkan vaksin M atau campak, Anda tetap bisa mendapatkan vaksin MR.
“Vaksin MR sudah tersedia di Indonesia, tapi bagaimana cara mendapatkan izin mendapatkan vaksin MR? Vaksin ini merupakan virus yang dilemahkan, dan virus yang dilemahkan yang terkandung dalam vaksin tersebut diaktifkan oleh antibodi yang sudah dimiliki anak tersebut. Jika orang tersebut belum terkena campak, maka orang tersebut nantinya akan memiliki kekebalan terhadap campak,” jelas Hinkie.
Mendengar penjelasan Hartono dan Hinkie, Kepala Bidang Penyelenggaraan Vaksinasi Kementerian Kesehatan Prima Josephine mengamini pendapat kedua dokter anak tersebut.
“Orang tuanya perlu kita luruskan,” kata Prima dalam jumpa pers yang sama. Kasihan sekali anak ini, bukannya diasuh malah sakit-sakitan.”
Ia juga mengimbau masyarakat memastikan vaksinasi menyeluruh sebagai upaya mewujudkan hak-hak anak.
“Hak anak adalah menjadi sehat, salah satunya terhindar dari penyakit menular dan berbahaya, yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksinasi,” tutupnya.