Categories
Bisnis

Harga Meroket, BEI Pelototi Saham TINS dan SSIA

bachkim24h.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau saham PT Timah Tbk (TINS) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Hal ini sejalan dengan kenaikan harga saham TINS ​​​​dan SSIA yang tidak biasa (unusual market Activity/UMA).

BEI mengutip keterbukaan informasi BEI pada Senin (18 Maret 2024) terkait perlindungan investor yang menyebutkan baik saham TINS ​​​​maupun SSIA mengalami kenaikan nilai. Biasa atau UMA.

Pernyataan UMA bukan berarti melanggar undang-undang pasar modal.

Informasi terkini mengenai emiten terkait TINS ​​dapat dilihat pada laporan volatilitas perdagangan yang dipublikasikan di website PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Maret 2024.

Sementara itu, SSIA dan BEI mengumumkan informasi terkini mengenai emiten per 7 Maret 2024 yang dimuat dalam laporan bulanan pendaftaran efek melalui situs BEI.

Terkait terjadinya UMA pada saham SSIA dan TINS, Bursa Efek Indonesia (BEI) memantau perkembangan pola perdagangan saham-saham tersebut. Oleh karena itu, investor mengharapkan:

Mustahil. Perhatikan respons emiten terhadap permintaan konfirmasi bursa.

Hujan

Menyedot. Apabila persetujuan RUPS tidak diperoleh, maka rencana aksi korporasi emiten tersebut akan ditinjau ulang.

D. Sebelum mengambil keputusan investasi, pertimbangkan berbagai kemungkinan yang mungkin timbul di masa depan. Pergerakan saham SSIA dan TINS

Pada sesi pertama perdagangan saham Senin 18 Maret 2024, harga saham PT Timah Tbk turun 0,56% menjadi Rp 880 per saham, mengutip data RTI. Saham TINS ​​dibuka 5 poin ke Rp 900. Harga saham TINS ​​mencapai level tertinggi Rp 955 dan terendah Rp 870 per saham. Jumlah transaksi sebanyak 14.059 dan volume perdagangan sebanyak 971.462 lembar saham. Nilai transaksi Rp 88,2 miliar.

Sementara harga saham SSIA turun 3,23% ke Rp900 per saham. Saham SSIA dibuka 5 poin ke Rp 935. Harga saham SSIA mencapai level tertinggi Rp950 dan terendah Rp875 per saham. Jumlah transaksi sebanyak 3.394 dan volume 3.75.185 lembar saham. Nilai transaksi Rp 34,4 miliar.

Sepekan lalu, harga saham TINS ​​​​naik 45,45%. Sedangkan harga saham SSIA menguat 55,65%.

 

Diberitakan sebelumnya, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,3 triliun pada tahun 2024. Vice President Investor Relations PT Surya Semesta Internusa Tbk Erlin Budiman mengatakan belanja modal akan dialokasikan untuk pengembangan proyek. Subang, Jawa Barat.

“Kami sepakat menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1,3 triliun pada 2024. Kami akan menganggarkan Rp 1 triliun untuk pengembangan lahan dan pembebasan lahan di Subang, sisanya Rp 250 miliar untuk jasa hotel, Nusa Rai Cipta, dan kawasan lainnya,” Arlin dikatakan. Presentasi publik perseroan, Jumat (15 Desember 2023).

Proyek Subang Smartpolitan dibangun di atas lahan seluas 2.717 hektar. Subang Smartpolitan dikembangkan dalam empat tahap. Pengembangan tahap 1 dimulai pada kuartal keempat tahun 2020 dan dijadwalkan selesai pada kuartal ketiga tahun ini. Meliputi kawasan komersial, industri, perumahan, rekreasi, dan pendidikan, serta sarana dan prasarana penunjang.

Sementara itu, Direktur PT Surya Semesta Internusa TBK The Jok Tung mengatakan sumber belanja modal berasal dari berbagai sumber. Sebagai referensi, perusahaan baru-baru ini melakukan refinancing utangnya dengan International Finance Corporation (IFC). Sebaliknya, perseroan mendapat fasilitas dari bank lokal, dalam hal ini Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

“Bulan lalu kita refinancing pinjaman ke IFC atas nama bank lokal, BCA dan SMI. Jumlahnya meningkat dari sekitar Rp 1 triliun menjadi Rp 1,5 triliun. Jadi kita punya sekitar Rp 500 miliar dan sisanya dari dalam negeri,” kata Jok . kata Tung.

 

 

Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS), dua anggota Grup MIND ID, tengah menjajaki kemungkinan kerja sama pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di lokasi operasi PT Timah.

Sinergi ini merupakan wujud komitmen kedua perusahaan dalam berkontribusi terhadap konservasi energi, pengurangan emisi, dan pembangunan berkelanjutan. Kerja sama tersebut terjadi pada 26 Januari 2023, ketika Alvin Alber, Direktur Pengembangan Bisnis PT Timah Tbk, dan Rafli Yandra, Direktur Pengembangan Bisnis PTBA, menandatangani Nota Kesepahaman tentang Sinergi Pengembangan Energi Terbarukan.

Direktur Pengembangan Bisnis Mind ID Dilo Seno Widagdo juga ikut menandatangani. Bukit Asam melalui anak usahanya PT Bukit Energi Investama (BEI) akan mendirikan PLTS untuk menunjang kegiatan operasional PT Timah. PLTS akan dimanfaatkan untuk kegiatan pembangkit listrik, penerangan, dan operasional perkantoran, yang diharapkan dapat berkontribusi dalam penurunan emisi dan efisiensi biaya energi.

Direktur Pengembangan Bisnis PT Timah Tbk Alwin Albar mengatakan: “Bersama MIND ID Group, PT Timah terus mendukung upaya pemerintah menuju net zero emisi, termasuk penggunaan energi terbarukan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan usaha perusahaan.

“Sejalan dengan visi PT Timah Tbk untuk menjadi perusahaan pertambangan ramah lingkungan kelas dunia. PT Timah harus tumbuh melalui inovasi, salah satunya menggunakan energi terbarukan yang tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan.” katanya Hal itu diungkapkan dalam keterangan resmi, Selasa (28 Februari 2023).

 

Sebelumnya diberitakan, PT Timah Tbk (TINS) menyumbang penerimaan negara perpajakan dan bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 1,39 triliun kepada negara. Pajak dan PNBP dicatat untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022.

Pembayaran pajak dan PNBP anggota holding pertambangan Indonesia MIND ID meningkat 196% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, mencapai Rp 445,4 miliar.  Kenaikan pajak dan iuran PNBP PT Timah Tbk hingga triwulan III tahun 2022 diperkirakan akan meningkatkan pembayaran PPh 29 (PPh Badan) dan PPh 25 (angsuran PPh Badan) berdasarkan membaiknya kinerja keuangan PT Timah Tbk. . tahun ini.

Hingga kuartal III 2022, perseroan telah meraup pendapatan sebesar Rp 1,14 triliun. Membaiknya kinerja keuangan ini disebabkan oleh kenaikan harga jual logam timah, efisiensi rantai bisnis, penurunan liabilitas bunga, dan terus membaiknya kinerja anak-anak perusahaan non-timah.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Abdullah Omar mengatakan perbaikan tata kelola industri timah juga berperan dalam kenaikan pajak. Pada saat yang sama, PT Timah Tbk melalui kerangka kemitraannya merangkul masyarakat yang akan melakukan penambangan di wilayah konsesi perusahaan, memastikan masyarakat pertambangan yang bermitra dengan PT Timah Tbk juga memenuhi kewajiban perpajakannya.

 

Abdullah Omar mengatakan pada Selasa (12 Juni 2022): “Kontribusi pajak dan PNBP PT Timah Tbk mencapai Rp 1,39 triliun hingga kuartal III 2022. Membaiknya kinerja perseroan tentunya seiring dengan kontribusi perseroan terhadap negara. katanya.

Abdullah mengatakan, meski terjadi penurunan harga timah pada paruh kedua tahun ini, perseroan optimistis pajak dan kontribusi nasional PT Timah Tbk akan meningkat pada tahun 2022, saat pembukuan ditutup.

“Manajemen perusahaan berupaya meningkatkan kinerjanya agar dapat memberikan kontribusi bagi negara, pemegang saham, dan masyarakat,” tambah Abdullah.

Catatan kontribusi pajak dan PNBP PT Timah Tbk selama empat tahun terakhir adalah Rp818,7 miliar pada 2018, Rp1,2 triliun pada 2019, Rp677,9 miliar pada 2020, dan selanjutnya Rp776.652.2120.