Categories
Bisnis

PLTA Mrica Terancam Tak Beroperasi di 2025, Ini Penyebabnya

bachkim24h.com, Jakarta Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Merika di Banjarnegara, Jawa Tengah yang dikelola PT PLN Indonesia Power terancam ditutup alias tidak beroperasi pada 2025. Penyebabnya adalah sedimentasi di Bendungan Suedirman disebabkan oleh sedimen lumpur dari Sungai Serayu.

Padahal, proyek PLTA Mrica merupakan bagian dari usulan interkoneksi ketenagalistrikan di Jawa, Bali, Banten, dan Yogyakarta. Pembangkit listrik tenaga air ini juga merupakan pembangkit energi terbarukan terbesar di Jawa Tengah.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Senior PLN Indonesia Power Mrica, Nasrul Jidha di sela-sela peluncuran Program Sinergi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), sebuah program pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan di Cekungan Serayu, sebanyak 7 kendaraan misi khusus. (SMV) Kementerian Keuangan, Minggu (7/7/2024).

“Saat ini, sekitar 90% isi tangki seharusnya berupa air, dan isi sebenarnya adalah 90% tanah liat, tepatnya 88%, jadi hanya 12% air yang tertahan dan itulah yang kami ubah menjadi listrik.” jelasnya kepada media di Dieng seperti ditulisnya, Senin (8/7/2024).

Sejauh ini PLN Indonesia Power telah berupaya mengatasi timbunan lumpur di Bendungan Suedirman, kata Nazrul. Langkah-langkahnya antara lain memasang chute gate (DDC) untuk mengurangi sedimen, dan menyiapkan kapal keruk.

Dia menjelaskan: “Namun seiring berjalannya waktu, menjadi jelas bahwa kami terendam air karena erosi yang semakin besar, dan saat ini hampir 90% isi tangki, yang seharusnya berisi air, kini dipenuhi lumpur. “

Selain sedimen, permasalahan lain juga muncul terkait banyaknya sampah yang dibawa ke hulu bendungan karena sangat mengganggu operasional pembangkit listrik tenaga air. 

Situasi ini disebut-sebut akan berdampak serius terhadap operasional pembangkit listrik tenaga air, dan dampak negatifnya bisa berujung pada terhentinya operasional pembangkit energi terbarukan di Jawa Tengah.

Kapasitas produksi PLTA Merika sebesar 3 x 60 megawatt dengan total 180 megawatt. Hal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai target pencapaian 23 persen energi baru terbarukan.

Imam Prasudjo, akademisi Universitas Indonesia, mengatakan upaya penyelamatan Sungai Sedayu dan PLTA Merikana harus segera dilakukan.

“Ada 131 juta meter kubik tanah liat yang menutupi 90 persen waduk, padahal pusat pembangkit listrik tenaga air Merica adalah objek vital nasional. Jika tidak ada intervensi, 180 megawatt akan hilang, dan jika waduk pecah, bisa saja hilang mengancam jiwa,” kata sang imam. “Hal ini menyebabkan kerugian lingkungan.”

 

 

Nazrul berharap semua pihak segera melakukan upaya penyelamatan PLTA Merica, Bendungan Sudirman, dan Sungai Serayu demi menjaga pasokan energi terbarukan.

“Dengan kondisi saat ini, kami menggandeng semua pihak agar bisa menurunkan simpanan hingga 50%. Ini yang kami harapkan dengan kerja sama Geo Dipa dan SMV,” tegasnya.

Keinginan Nazrul itu terwujud setelah langkah tujuh perusahaan yang tergabung dalam Special Mission Vehicle (SMV), salah satunya PT Geo Dipa Energi (Persero), di bawah Kementerian Keuangan, meluncurkan upaya sosial dan lingkungan hidup secara terpadu. bertanggung jawab. TJSL, merupakan program pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan di Cekungan Serayu.

Kerjasama melalui kegiatan Sinergi TJSL DAS Serayu dengan SMV Kementerian Keuangan sebagai wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan di sekitar wilayah usaha perusahaan. Melalui program ini, program SMV Kementerian Keuangan memberikan bantuan kepada 16 negara senilai lebih dari Rp1,52 miliar.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Unit PT Geo Dipa Energi (Persero) Dieng, disaksikan langsung Wakil Menteri Keuangan Suhasile Nazara, pada Minggu (7/7/2024). 

Seperti diketahui, SMV Kementerian Keuangan terdiri dari beberapa perusahaan, yakni PT Geo Dipa Energi (Persero), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), PT Sarana Multi Infrastruktur Indonesia (Persero), PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), dan Ekspor. Finance Corporation Indonesia (LPEI), PT Indonesia Infrastructure Finance, dan PT Karabha Digdaya.

 

Swahasil menjelaskan, program TJSL merupakan langkah nyata SMV Kementerian Keuangan untuk memberikan manfaat lebih kepada masyarakat.

“Ini merupakan tanggung jawab kita semua untuk memastikan bahwa program TJSL bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.

 

 

Direktur Utama GeoDipa Yudistan Yunus mengungkapkan, program penyelamatan Cekungan Serayu bukanlah perkara mudah.

Hal ini disebabkan perlunya berbagai pihak untuk bersinergi dan bekerja sama secara berkelanjutan untuk memperbaiki ekosistem di sekitar Cekungan Serayu.

“Saya berharap sinergi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Mari kita bersama-sama menjaga Dieng dan Cekungan Serayu demi masa depan yang cerah,” ujarnya.

Secara geografis wilayah kerja GeoDipa terletak di sekitar hulu Sungai Serayu. Oleh karena itu, program ini merupakan bentuk tanggung jawab nyata atas kehadiran perusahaan di sekitar kawasan hulu Sungai Serayu.