bachkim24h.com, Jakarta – Indeks S&P 500 berjangka naik tipis pada Minggu malam, 21 Juli 2024. Hal ini terjadi setelah Indeks S&P 500 mengalami kinerja mingguan terburuk sejak April tahun lalu.
Indeks berjangka S&P 500 naik 0,2 persen, demikian laporan CNBC, Senin (22/7/2024). Dow Jones dan Nasdaq masing-masing bertambah 0,1 persen dan 0,4 persen.
Selain itu, pelaku pasar juga mencermati politik Amerika Serikat (AS) setelah Presiden AS Joe Biden mundur dari pemilihan presiden (Pilpres) 21 Juli 2024 dan Wakil Presiden AS Kamala Harris mendukung Partai Demokrat agar mereka mengendalikan situasi. calon presiden.
Dengan tidak adanya Joe Biden pada bulan Juni, banyak analis yakin mantan Presiden AS Donald Trump kemungkinan besar akan menang pada bulan November 2024.
Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors, mengatakan reaksi saham terhadap pengunduran diri Joe Biden dari pemilihan presiden sebagian besar sudah diperkirakan karena seruan untuk pengunduran dirinya semakin meningkat.
“Dukungan Biden terhadap Kamala Harris mengurangi ketidakpastian. “Mungkin ada sedikit penurunan dalam perdagangan Trump pada hari Senin karena Wakil Presiden Harris memiliki peluang menang yang sedikit lebih baik,” kata Hatfield.
Pendapatan perusahaan dan kebijakan bank sentral juga akan menjadi perhatian utama. Pelaku pasar memperkirakan kemungkinan Federal Reserve (Fed) akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan September mendekati 93%.
Dengan mengingat hal tersebut, para investor menjual saham-saham teknologi besar yang telah mendorong kenaikan pasar dan memilih saham-saham berkapitalisasi kecil dan industri yang sensitif terhadap suku bunga yang akan mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang lebih rendah.
Pada perdagangan minggu lalu, S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 2% dan 3,7%, kerugian mingguan terbesar sejak April. Sebaliknya, Dow naik 0,7%, sedangkan Russell 2000 yang berkapitalisasi lebih kecil naik 1,7%.
Mengenai pendapatan perusahaan, investor akan mengamati hasil kuartalan Verizon pada Senin pagi. Diperkirakan tidak ada pembaruan ekonomi besar hingga akhir minggu ini.
Sebelumnya, perdagangan Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melemah pada Jumat 19 Juli 2024 karena saham perusahaan besar berubah menjadi saham perusahaan kecil.
Pada Sabtu (20/7/2024), indeks S&P 500 turun 0,71 persen menjadi 5.505, menurut CNBC. Nasdaq turun 0,81 persen menjadi 17.726,94. Dow Jones Industrial Average turun 377,49 poin atau 0,93 persen menjadi 40.287,53.
Wall Street kembali melemah. Indeks Russell 2000 turun 0,63 persen. Namun, perpindahan ke saham-saham berkapitalisasi kecil, yang dipandang sebagai penerima manfaat terbesar dari penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed), masih menjadi tema minggu ini.
Sementara itu, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 1,97 persen dan 3,65 persen dalam sepekan, yang merupakan kerugian mingguan terbesar sejak April. Nasdaq juga membukukan kenaikan mingguan keenam berturut-turut. Di sisi lain, Dow Jones bertambah 0,72 persen, sedangkan indeks Russell 2000 yang berfokus pada saham-saham kecil naik 1,68 persen.
Glen Smith, kepala investasi di GDS Wealth Management, mengatakan: “Pasar saham berada dalam siklus yang panjang.
Kesenjangan tersebut mendorong para pendukung Wall Street khawatir bahwa pertumbuhan pasar terlalu bergantung pada saham-saham teknologi besar. Pada saat yang sama, optimisme terhadap penurunan suku bunga segera oleh Federal Reserve mendukung nama-nama yang lebih kecil dan lebih siklikal.
Peralihan dari megacap AI mungkin menjelaskan buruknya kinerja Nasdaq minggu ini. Demikian pula, sektor teknologi informasi memimpin penurunan S&P 500, yakni turun 5,1%.
“Judulnya agak berat,” kata Chris Verrone, kepala penelitian teknis dan makro di Strategas.
Saham Crowdstrike turun 11,1% setelah pemadaman besar-besaran teknologi data melanda bisnis di seluruh dunia. Bursa Efek New York dan Nasdaq mengatakan perdagangan tidak terpengaruh.