bachkim24h.com, Jakarta Ancaman kesehatan tidak hanya datang dari apa yang terlihat, tapi juga dari apa yang tersembunyi yang sering diabaikan, seperti udara lembab.
Kelembapan pada ruangan-ruangan rumah seringkali tidak diperhatikan. Padahal, ruangan yang lembap bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, terutama pada sistem pernapasan.
Mengutip situs Guardian, penyebab terjadinya pengembunan pada rumah adalah pengembunan yang terlihat dari tetesan air pada jendela atau dinding. Itu tercipta ketika ada uap air di udara, dari pancuran dan bak mandi, ketel dan wajan. Terjadi peningkatan kadar air dari air tanah yang masuk ke dalam dinding, serta intrusi air, yaitu masuknya air melalui struktur bangunan, seperti kerusakan pada atap atau pasangan bata, lubang di sekitar pintu dan jendela, atau pipa dan talang yang tidak memadai. . dipelihara dengan baik.
Kelembapan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Dokter melihat depresi dan kecemasan pada orang-orang yang tinggal di rumah yang dingin dan lembap. Keadaan depresi dan kecemasan ini dapat mengganggu kekebalan, fungsi hormon, dan sistem kardiovaskular. Stres juga mendorong keinginan untuk merokok, makan dan minum alkohol.
Kelembapan juga mempengaruhi bangunan dan perlengkapan, mendorong reaksi kimia dan kerusakan yang dapat melepaskan bahan kimia berbahaya ke udara yang dapat terhirup.
Selain itu, masalah utama kelembapan adalah mendorong pertumbuhan bakteri, jamur, tungau debu, dan virus tertentu yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
Siapa pun dapat mengalami masalah kesehatan akibat kelembapan dan jamur, namun masalah ini paling sering dialami oleh mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, serta anak-anak dan orang lanjut usia. Orang dengan alergi, asma, PPOK, fibrosis kistik, penyakit paru-paru lainnya, atau penyakit kardiovaskular memiliki risiko lebih besar untuk memperburuk kondisi dan terkena infeksi jamur.
Jamur umum seperti Cladosporium, Alternaria, Aspergillus, dan Penicillium diketahui memperburuk asma, dan semakin banyak bukti bahwa spora mereka dapat menyebabkan asma pada masa kanak-kanak.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional AS menemukan bahwa risiko terkena asma pada bayi meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah jamur di rumah. Laporan tahun 2022 tentang polusi udara oleh kepala petugas medis Inggris, Profesor Chris Whitty, mencatat bahwa anak-anak yang tumbuh dengan jamur di rumahnya tiga kali lebih mungkin mengalami batuk dan mengi, yang merupakan indikator asma dan penyakit pernapasan lainnya.
Ada banyak cara untuk mengatasi kelembapan, antara lain:
1. Pastikan ventilasi yang baik
Ventilasi yang baik memungkinkan udara mengalir secara merata sehingga mengurangi kelembapan dalam ruangan seminimal mungkin. Buka jendela dari waktu ke waktu untuk mengatur aliran udara yang sehat di dalam ruangan.
2. Memperhatikan kondisi lingkungan
Periksa secara rutin lingkungan dan ruangan rumah, termasuk kebocoran atap atau kemungkinan terjadinya pengembunan di area tertentu. Jika ada masalah, segera lakukan tindakan agar kelembapan tidak memicu tumbuhnya jamur dan bakteri.
3. Berkonsentrasi pada pembersihan area rawan
Selalu perhatikan area yang sensitif terhadap kelembapan seperti kamar mandi, dapur, kamar tidur, dan ruang tamu. Pastikan untuk selalu membersihkan dan mengeringkannya jika terjadi sesuatu yang dapat menyebabkan kelembapan.
4. Gunakan pengontrol kelembapan
Dehumidifier adalah alat yang secara efektif mengontrol kelembapan di dalam ruangan. Alternatif yang dapat digunakan untuk menangani kelembapan sedang hingga tinggi adalah Notale Dehumidifier Grandia Pro Unit ini memiliki cakupan efektif 80 m2 dan kapasitas air 35 l/D.