bachkim24h.com, Jakarta – ESG merupakan singkatan dari Environment, Society, dan Governance yang merupakan tiga faktor kunci untuk mengukur keberlanjutan dan dampak etika suatu investasi atau perusahaan. Saat ini banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan ESG.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan ESG?
Menurut Paul Clements-Hunt, mantan kepala Inisiatif Pembiayaan Program Lingkungan PBB (UNEP FI), ESG adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menilai bagaimana perusahaan mengelola risiko dan peluang terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Sementara itu, Robert Eccles, profesor di Harvard Business School, menekankan bahwa ESG adalah alat untuk membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang dapat mempengaruhi kinerja jangka panjang mereka.
Berikut penjelasan masing-masing fitur tersebut:
Aspek Ekologis (Lingkungan).
Aspek lingkungan dalam konteks LST mencakup segala hal mengenai dampak perusahaan terhadap planet ini. Ahli strategi bisnis Harvard, Michael E. Menurut Porter, perusahaan harus mempertimbangkan sumber daya alam, emisi karbon, limbah, dan efisiensi energi dalam operasinya.
Porter menyarankan bahwa perusahaan yang berfokus pada faktor lingkungan tidak hanya dapat membantu melindungi planet ini, namun juga menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi.
Aspek Sosial (Sosial)
Aspek sosial ESG berfokus pada hubungan perusahaan dengan karyawan, pelanggan, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya. Menurut John Elkington, pencetus konsep triple bottom line, aspek sosial mencakup isu-isu seperti hak asasi manusia, kondisi kerja, kesehatan dan keselamatan, serta keterlibatan masyarakat.
Elkington menunjukkan bahwa perusahaan yang fokus pada aspek sosial memiliki reputasi yang lebih baik dan loyalitas pelanggan yang lebih tinggi.
Fitur administratif
Aspek tata kelola ESG berkaitan dengan bagaimana perusahaan dikelola dan dipantau. Menurut Richard LeBlanc, profesor tata kelola perusahaan di York University, tata kelola yang baik mencakup transparansi, akuntabilitas, dan etika bisnis.
Leblanc berpendapat bahwa perusahaan dengan tata kelola yang baik dapat bertahan dalam krisis dan berkinerja lebih baik dalam jangka panjang.
Menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam kehidupan sehari-hari tidaklah rumit. Mulai dari aspek lingkungan, kita dapat mengurangi jejak karbon dengan menggunakan transportasi umum, mendaur ulang sampah, dan menghemat energi di rumah.
Menggunakan produk ramah lingkungan dan mendukung perusahaan yang menerapkan praktik berkelanjutan juga merupakan langkah yang baik.
Menerapkan aspek sosial dalam kehidupan
Dari sisi sosial, kita bisa memulainya dengan memperlakukan orang lain secara adil dan hormat, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Membeli produk dari perusahaan yang memperlakukan karyawannya dengan baik dan mendukung inisiatif sosial dapat membantu memperkuat aspek sosial ESG.
Penerapan aspek manajerial dalam kehidupan
Sedangkan dalam tata kelola, prinsip transparansi dan akuntabilitas bisa kita terapkan dalam kehidupan kita. Misalnya, kita dapat memastikan bahwa kita jujur dan bertanggung jawab dalam pekerjaan dan interaksi sehari-hari. Langkah penting lainnya adalah mendukung perusahaan dengan tata kelola yang baik dan menghindari perusahaan yang melakukan praktik korupsi.