bachkim24h.com, Jakarta Heatstroke merupakan kondisi umum pada anak-anak yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah atau ruam di kulit. Meskipun hal ini biasanya tidak serius, namun penyebabnya perlu ditemukan. Hot flashes pada anak terjadi ketika kelenjar keringat tersumbat atau tersumbat oleh debu, kotoran, atau kulit yang terlalu basah.
Rasa panas yang menyengat pada anak membuat mereka tidak nyaman dan gatal. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara merawat anak di rumah. Pertama, pastikan bayi Anda selalu kering dan sejuk. Hindari memakai pakaian yang terlalu tebal atau sulit menyerap keringat.
Selain itu, hot flashes pada bayi dapat dicegah dengan ventilasi yang baik. Sangat penting bagi orang tua untuk menjaga kulit bayi tetap bersih dan teratur. Anda bisa menggunakan sabun lembut dan air hangat saat mandi dan mengeringkan kulit bayi secara lembut menggunakan handuk bersih.
Hindari penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung bahan keras atau cenderung menyebabkan iritasi. Jika ruam panas pada anak tidak kunjung membaik atau memburuk, segera periksakan ke dokter. bachkim24h.com Kamis (7/3/2024) Berikut penyebab heatstroke pada anak yang dirangkum dari berbagai sumber.
Ruam panas merupakan ruam atau ruam berwarna merah/merah jambu yang sering muncul pada tubuh anak, terutama pada area seperti bahu, leher, dan kepala. Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan ruam panas, ruam panas atau miliaria. Ruam ini tampak seperti jerawat dan cenderung terlokalisasi pada area kecil di tubuh, meski terkadang bisa muncul di area yang luas.
Fenomena panas menyengat berkaitan dengan tersumbatnya kelenjar keringat, dimana keringat yang terperangkap tidak dapat keluar sehingga menyebabkan iritasi kulit dan ruam kecil. Meski bayi masih sangat kecil, namun ia mungkin mengalami keringat berlebih dan mungkin mengalami sengatan panas, terutama jika terkena suhu panas.
Anak-anak lebih rentan terkena serangan panas saat musim kemarau, terutama jika mereka berpakaian tidak sesuai dengan cuaca. Ada tiga jenis heatstroke, yaitu:
1. Crystalina (fashion): berbentuk lepuh kecil yang dapat dibersihkan dengan gesekan lembut, misalnya menggunakan handuk basah.
2. Rubra (Ringan): Timbul bintik-bintik yang mungkin disertai gejala iritasi dan gatal-gatal. Panas menyengat ini bisa menimbulkan ruam dan lecet mirip jerawat.
3. Deep (parah): Benjolan keras yang mencapai lebih dalam dari kristal dan rubra, seringkali disertai sensasi terbakar pada kulit.
Meskipun biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari, sengatan panas dapat menyerang anak-anak dan bahkan orang dewasa. Munculnya hot flashes erat kaitannya dengan faktor-faktor seperti panas dan tingkat kelembapan. Jika tubuh lebih banyak berkeringat dalam kondisi panas dan lembap, maka risiko terjadinya heat stroke akan meningkat. Beberapa faktor penyebab terjadinya hot flashes pada anak antara lain pemilihan pakaian yang terlalu ketat atau tebal, kelenjar keringat yang belum matang, dan kebiasaan berbaring dengan posisi yang sama berulang kali. Terutama pada bagian lipatan kulit leher, ketiak, dan paha bagian dalam. 1. Kenakan sarung tangan anak
Saat bayi lahir, mereka memiliki banyak refleks alami yang tidak dapat mereka kendalikan dengan baik. Salah satu refleks tersebut adalah menggaruk diri sendiri. Padahal, kulit anak yang masih sangat sensitif dan tipis mudah mengalami gesekan dan iritasi akibat rasa gatal tersebut. Salah satu kondisi kulit yang paling umum terjadi pada anak-anak adalah ruam panas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi heatstroke adalah dengan tidak memakai sarung tangan anak. Dengan menggunakan sarung tangan, anak akan kesulitan menggaruk area yang terkena sengatan panas, sehingga mencegah iritasi kulit lebih lanjut. Namun perlu diingat bahwa sarung tangan bayi juga harus tetap bersih. Sarung tangan bayi harus sering dicuci, dibilas dengan air bersih dan sabun lembut, dan dikeringkan secara menyeluruh sebelum digunakan kembali. 2. Pastikan anak terhidrasi dengan baik
Untuk mengatasi heatstroke pada anak, salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah memastikan anak terhidrasi dengan baik. Anak yang terhidrasi dengan baik akan memiliki produksi keringat yang normal, sehingga risiko terjadinya heatstroke dapat dikurangi. Untuk memastikan bayi terhidrasi dengan baik, pastikan untuk memberikan ASI atau susu formula sesuai anjuran dokter. Periksa juga apakah bayi mengalami dehidrasi atau tidak. Gejala bayi dehidrasi antara lain mulut kering, urine berwarna gelap, dan bayi terlihat lemah. Jika bayi mengalami dehidrasi, berikan ia air putih dalam jumlah sedikit namun sering. Pastikan juga lingkungan bayi sejuk dan tidak terlalu panas. Hindari memakaikan pakaian yang terlalu banyak lapis atau menggunakan terlalu banyak selimut pada bayi agar kulitnya tidak terlalu basah. 3. Hindari penggunaan krim atau bedak bayi
Ruam panas atau miliaria merupakan masalah kulit yang umum terjadi pada anak-anak. Meski biasanya bukan kondisi serius, Anda perlu mengetahui apa saja penyebab heatstroke. Salah satu langkah yang harus dihindari adalah menggunakan krim atau bedak bayi. Tidak disarankan menggunakan krim atau bedak bayi pada bayi yang menderita heatstroke. Krim atau bedak bayi dapat menyumbat pori-pori bayi dan memperparah rasa panas menyengat. Selain itu, kandungan pada krim atau bedak bayi juga dapat menyebabkan iritasi kulit pada bayi. Daripada menggunakan krim atau bedak, pastikan bayi disimpan di lingkungan yang sejuk dan berventilasi. Hindari juga memakai pakaian yang sangat tebal atau hangat. 4. Mandi dengan air hangat
Cara efektif lain yang bisa digunakan untuk mengatasi heatstroke pada anak adalah dengan mandi air panas. Mandi dengan air hangat membantu membuka pori-pori kulit bayi dan membersihkan keringatnya yang terperangkap. Air hangat juga dapat membantu mengurangi rasa gatal dan iritasi pada kulit bayi. Namun perlu diingat bahwa suhu air mandi sebaiknya hangat, tidak panas, agar kulit bayi tidak kering atau terbakar. Selain mandi air panas, ada langkah lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi heatstroke pada anak. Misalnya saja menjaga kulit bayi tetap kering, menghindari penggunaan produk perawatan kulit yang cenderung menyumbat pori-pori, dan memakai pakaian berbahan katun yang nyaman. 5. Jaga agar ruangan tetap sejuk
Agar rumah tetap sejuk, pastikan Anda memasang AC atau kipas angin untuk mengatur suhu udara di dalam rumah. Suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan anak mudah berkeringat dan lebih rentan terkena heatstroke. Pastikan juga ruangan tempat bayi berada memiliki ventilasi yang baik agar udara segar dapat masuk tanpa kendala. Selain menjaga suhu ruangan, Anda juga perlu memilih pakaian yang tepat untuk bayi Anda. Pilihlah pakaian yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat dengan baik, seperti bahan katun. Hindari memakai pakaian yang terlalu tebal atau berlapis-lapis karena dapat menyebabkan bayi mudah berkeringat.
6. Gunakan pakaian yang menyerap keringat
Untuk membantu mengatasi heatstroke pada anak, kita perlu memilih pakaian yang menyerap keringat. Hal ini penting karena pakaian yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat dapat membuat kulit bayi menjadi lembap dan memperparah heatstroke. Pilih pakaian yang berbahan ringan dan menyerap keringat, seperti katun atau linen. Hindari pakaian yang sangat ketat karena dapat memperburuk sengatan panas. Selain itu, pastikan untuk sering mengganti pakaian bayi yang berkeringat untuk menjaga kulitnya tetap kering dan mencegah peradangan. Dengan menggunakan pakaian penyerap keringat, kita dapat membantu anak mengatasi hot flashes dan menjaga kesehatan kulit. Sebagai orang tua, perlu waspada dalam situasi ini dan lebih memperhatikan kebersihan dan kenyamanan anak.
Millia Cristalina
Miliaria crystallina, yang merupakan jenis panas menyengat paling ringan, hanya menyerang lapisan atas kulit. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintil-bintil berwarna merah berisi cairan bening dan mudah pecah. Secara umum, miliaria crystallina tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri, melainkan menimbulkan rasa panas menyengat yang relatif ringan yang biasanya terjadi pada kulit yang terkena panas langsung. Miliar rubra
Miliaria rubra terjadi pada lapisan kulit yang lebih dalam dibandingkan miliaria crystallina. Jenis hot flush ini lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Gejalanya berupa bintik merah disertai rasa gatal dan perih. Meski seringkali tidak berbahaya, miliaria rubra dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan semakin terlihat saat kulit terkena kelembapan dan gesekan. Miliaria pustulosa
Miliaria pustulosa adalah stadium lanjut dari miliaria rubra yang melibatkan peradangan. Gejala khas sengatan panas jenis ini adalah bintil merah berisi nanah (pustule) yang bisa berubah warna menjadi putih atau kuning. Adanya pustula menandakan peradangan dan kemungkinan infeksi kulit. Perawatan lebih sering diperlukan untuk pengobatan miliaria pustulosa yang tepat. Miliaria mendalam
Miliaria profunda merupakan salah satu jenis biang keringat langka yang terjadi pada lapisan kulit terdalam, yaitu dermis. Retensi keringat pada tingkat ini menimbulkan bintik-bintik merah yang besar dan keras. Meskipun lebih jarang terjadi, miliaria profunda cenderung bersifat kronis dan dapat terjadi secara intermiten. Pengobatan miliaria profunda yang efektif mungkin memerlukan penanganan yang hati-hati dan konsultasi dengan profesional medis.