BEIJING – Kebakaran yang melibatkan mobil listrik jarang terjadi, namun jika terjadi, proses pemadaman api akibat aki yang terbakar akan memakan waktu lama untuk dipadamkan dan juga sangat rumit.
Kebakaran aki dapat terjadi jika aki tertusuk benda penghantar listrik seperti besi sehingga menimbulkan arus pendek, dan bahan elektrolit aki dapat menghasilkan oksigen dengan sendirinya jika aki bocor.
Seperti dilansir Autopro, Kamis (13/6/2024), sekelompok peneliti di Clemson University menemukan bahwa mereka dapat memproduksi elektrolit khusus yang tahan api dan membuat baterai lama yang mudah terbakar tidak lagi relevan di pasaran.
Kebanyakan mobil listrik akan menggunakan baterai dengan elektrolit berbahan lithium ion karena mampu menyimpan banyak energi dalam bentuk kimia dengan kepadatan energi yang tinggi.
Meskipun dapat digunakan dalam jangka waktu lama, ion litium berbahaya, memerlukan sistem pendingin yang rumit, dan mudah terbakar.
Ion litium juga menggunakan kombinasi oksida logam dalam komposisinya, yang menyebabkan ion litium melepaskan oksigen saat terjadi kebakaran. Dalam kebakaran normal, air digunakan untuk mencegah oksigen mencapai bahan bakar.
Jika terjadi kebakaran mobil listrik, prinsip ini tidak dapat digunakan kecuali air digunakan untuk mendinginkan baterai dan mencegah baterai lain terbakar serta menurunkan suhu baterai. Jika tidak, sel baterai di dekat area kebakaran juga akan mulai terbakar
Para peneliti di Clemson University percaya bahwa jika elektrolit ini diganti dengan bahan yang tidak mudah terbakar, kebakaran baterai dapat dihindari.
Meskipun standar industri menggunakan litium dan pelarut organik, para peneliti menyarankan untuk membuat elektrolit dari bahan yang sama yang digunakan untuk membuat alat pemadam kebakaran.