Pemain tunggal putra Indonesia Jonathan Christie mengaku baru saja kalah di turnamen Inggris 2024 sehingga tak menyangka bisa menjuarai turnamen level Super 1000 tersebut.
Jonathan menjuarai All England Championship 2024 setelah memenangi final all-Indonesia melawan Anthony Senisuka dari Genting. Ia memenangi dua gim langsung dengan skor 21-15 dan 21-14.
Keberhasilan tersebut di luar dugaan karena diakui Jonathan, prosesnya sangat sulit. Tak hanya di seluruh Inggris, bahkan sepekan sebelum kompetisi digelar.
Sebelum All England, Jonatan berlaga di French Open 2024 dengan hasil mengecewakan. Ia langsung angkat tas di babak 32 besar dan hasil ini membuat Jonatan kesulitan menerima keadaan.
“Jangan pernah kepikiran. Mundur dari awal tahun bahkan ke Prancis, seminggu sebelum All England, hasilnya kurang memuaskan dan tidak mudah untuk dilalui,” kata Jonathan saat ditemui MNC. Portal Indonesia di Pelatnas PBSI Cipayung, Kamis (21/3/2024).
Ia melanjutkan: “Prosesnya lebih sulit daripada bermain. Tidak mudah menerima hasilnya.”
Karena itu, saat bermain di All England 2024, Jojo -julukan Jonathan- harus bermain tanpa ada ruginya. Apalagi lawan yang dihadapi cukup tangguh sejak ronde ke-32.
“Tetapi di Inggris, lebih baik tidak bermain apa pun untuk kalah, menikmati pertandingan satu per satu dan lawannya juga tidak mudah,” lanjut Jonathan.
Dalam perjalanannya ke final, Jonathan bertemu Chao Tien Chen dari Taipei di babak pertama. Jonathan memenangkan pertandingan melawan lawannya dengan skor dasar 21-4 dan 21-15.
Kemudian di babak kedua, ia menghadapi Kunlavut Vitidsarn asal Thailand yang merupakan juara dunia 2023. Jonatan berhasil mengalahkan Konlaut dengan skor 21-19, 18-21, dan 21-13.
Di perempat final, ia mengalahkan petenis nomor dua dunia Xi Yuqiu dari Tiongkok dengan selisih 21-12, sebelum kalah di pertandingan kedua. Terakhir, di babak semifinal, ia mengalahkan bintang muda India Lakshya Sen dengan skor 21-12, 10-21, dan 21-15.
“Kamu kalah dua kali melawan Chu Tien Chen (di pertandingan terakhir), satu lagi melawan Kunlaut sang juara dunia. Setelah itu, Shi Yuqi juga kalah dua kali, jadi saya tidak pernah berpikir, “Tidak, oh, sepertinya ada peluang. untuk menang, tapi tidak, tidak akan pernah,” kata Jonathan.