Categories
Bisnis

Rupiah Loyo Lagi, Dipatok Segini Hari Ini

bachkim24h.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada perdagangan Senin menjelang rapat Dewan Pengurus Bank Indonesia (RDG BI) pada 16-17 Juli 2024.

Pada perdagangan pagi dini hari, rupee melemah 13 poin atau 0,08 persen menjadi Rp 16.150 per dolar AS dibandingkan sebelumnya 16.137 per dolar AS.

“Rencana penurunan suku bunga Bank Indonesia kemungkinan masih menunggu The Fed (bank sentral Amerika Serikat) melakukan penurunan suku bunga,” analis Bank Woori Brother Rully Nova mengatakan kepada Antara, Senin (15/7/2024). 

Pasar menunggu penurunan suku bunga BI-Rate. Dalam RDG BI sebelumnya pada 19-20 Juni 2024, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga BI sebesar 6,25 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,50 persen, dan suku bunga pinjaman sebesar 7 persen.

Rully mengatakan, rupee hari ini diperkirakan masih akan menguat namun dengan volatilitas yang tinggi terhadap dolar AS berkisar antara Rp 16.080 hingga Rp 16.140 per dolar AS.

Peluang penguatan rupee dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa tren penurunan imbal hasil obligasi AS dan penurunan tingkat inflasi. Namun momentum tersebut dibatasi oleh isu politik penembakan calon presiden AS.

 

Pada pekan lalu, rupee terhadap dolar AS menguat 40 poin atau 0,24 persen menjadi Rp 16.155 per dolar AS, dibandingkan sebelumnya Rupee 16.195 per dolar AS pada Jumat pagi.

Penguatan rupee ini menyusul rilis angka inflasi yang lebih rendah di Amerika Serikat (AS).

“Indeks Harga Konsumen (CPI) AS mengalami deflasi sebesar 0,1 persen bulan ke bulan (bulan ke bulan) pada bulan Juni 2024, di bawah ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi sebesar 0,1 persen bulan ke bulan”, kata Bank Hal itu diungkapkan Kepala Ekonom Permata Josua Pardede pada Jumat (12/7/2024) seperti dikutip ANTARA. Josua mengatakan deflasi pada Juni 2024 merupakan deflasi pertama sejak 2020.

Secara tahunan, inflasi AS turun menjadi 3 persen y/y, di bawah perkiraan sebesar 3,1 persen dan lebih rendah dari 3,3 persen y/y pada bulan Mei 2024.

Selain itu, penurunan inflasi inti secara year-on-year juga tercatat dari 3,4 persen menjadi 3,3 persen. Ia mengatakan, data CPI yang lebih rendah dari perkiraan menunjukkan tren disinflasi yang konsisten di AS sehingga meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga pada September 2024 sehingga semakin mendorong sentimen risiko di pasar.

Investor terus mempertahankan ekspektasi mereka terhadap dua penurunan suku bunga besar-besaran pada tahun 2024. Sentimen tersebut menyebabkan dolar AS melemah pada Kamis malam.

 

Di sisi lain, volume perdagangan obligasi pemerintah Indonesia pada hari Kamis tercatat sebesar IDR 15,7 triliun, lebih tinggi dibandingkan volume perdagangan pada hari sebelumnya sebesar IDR 14,3 triliun.

Sejalan dengan melemahnya dolar AS pasca rilis data inflasi AS, rupiah diperkirakan berkisar antara Rp16.075 per dolar hingga Rp16.175 per dolar pada perdagangan hari ini.