Categories
Lifestyle

Insiden Langka, Turis Jerman Meninggal Usai Diserang Hiu di Perairan Kepulauan Canary

bachkim24h.com, Jakarta – Serangan hiu tak terduga terjadi di perairan dekat Kepulauan Canary, sebuah kepulauan di bawah kekuasaan Spanyol di Samudera Atlantik, barat laut Afrika. Korbannya adalah seorang turis asal Jerman.

Hal itu diungkapkan perwakilan Garda Sipil Spanyol kepada CNN pada Senin, 16 September 2024, Minggu (22/9/2024). Wanita berusia 31 tahun kehilangan kakinya akibat serangan tersebut. Dia kemudian diterbangkan ke rumah sakit di Gran Canaria, Kepulauan Canary, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan. Sekretaris pers mengatakan turis Jerman itu meninggal di rumah sakit. 

Sementara itu, serangan hiu terjadi 514 kilometer (319 mil) barat daya Gran Canaria dan 180 kilometer (112 mil) barat Dakhla di Sahara Barat. peristiwa. Menurut pemberitaan media lokal yang dikonfirmasi Sasemar kepada CNN, wanita tersebut mengalami serangan jantung setelah kehilangan kakinya.

Dia berangkat Sabtu pekan lalu dengan kapal katamaran yang berlayar dari Las Palmas, Gran Canaria. Wanita itu sedang berenang di samping kapal katamaran saat serangan terjadi.

Menurut File Serangan Hiu Internasional di Museum Sejarah Alam Florida, serangan hiu di dekat Kepulauan Canary jarang terjadi, dengan hanya enam insiden yang tercatat. Kepulauan Canary telah lama menjadi tujuan liburan populer berkat iklimnya yang sejuk sepanjang tahun.

 

Di antara berbagai spesies hiu, hiu putih diyakini paling agresif terhadap manusia. Namun, seperti dilansir Live Science Senin 1 November 2021, sebuah penelitian menunjukkan bahwa beberapa serangan hiu putih besar terhadap manusia merupakan kasus kesalahan identitas.

Para peneliti merekam video bayi bulu babi dan seorang manusia di dalam air, meskipun hal tersebut mungkin merupakan ancaman terbesar bagi peselancar. Hasilnya menunjukkan bahwa bentuk dan pergerakan manusia tampak identik dengan anjing laut jika dilihat dari sudut pandang hiu.

Penelitian yang diterbitkan pada 26 Oktober di Journal of the Royal Society Interface ini merupakan penelitian pertama yang menguji teori bahwa hiu menyerang manusia karena mereka salah mengira manusia sebagai mangsa.

“Hiu putih besar sering digambarkan sebagai ‘pembunuh gila’ dan menyukai daging manusia, namun ternyata tidak demikian, kami menyukai makanan mereka,” kata ahli saraf Laura Ryan, penulis utama studi tersebut. dan peneliti postdoctoral di Macquarie University di Australia.

Menurut File Serangan Hiu Internasional Universitas Florida, hiu putih besar (Carcharodon carcharias) memiliki lebih banyak korban jiwa dibandingkan spesies hiu lainnya. Enam orang diketahui terbunuh oleh hiu putih besar pada tahun 2020, meski risiko gigitan hiu masih sangat rendah.

 

Hiu putih besar berburu anjing laut yang panjangnya sekitar 2,5 meter. Hewan-hewan ini membangun gambaran dari perburuan mangsanya dan menggabungkannya dengan informasi sensorik lainnya, seperti penciuman, untuk mengetahui apa yang harus dimakan. Namun hiu putih besar tidak memiliki penglihatan warna dan tidak dapat melihat detail kecil seperti mata manusia.

Para peneliti memproses rekaman video untuk mencerminkan bagaimana retina hiu merasakan gerakan dan bentuk anjing laut, dan membandingkan gerakan ini dengan orang yang berenang atau berselancar. Mereka menyimpulkan bahwa tidak ada skenario visual yang berbeda untuk hiu putih besar remaja yang berenang di bawah.

“Secara khusus, menurut saya, perenang mungkin tidak sepopuler peselancar dan anjing laut karena mereka biasanya tidak mengalami banyak gigitan hiu. Namun, sulit juga membedakan antara perenang dan anjing laut,” kata Laura Ryan.

Penelitian ini terbatas pada hiu putih besar dan hiu lain yang sesekali menggigit manusia, seperti hiu banteng dan hiu macan. Namun, menurut Laura Ryan, hiu putih besar menjadi pemburu yang berpengalaman, sehingga kesalahan mereka lebih sedikit dibandingkan hiu putih muda.

Menurut Florida Museum of Natural History yang mengutip laman National Geographic, jumlah serangan hiu terhadap manusia semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut Global Shark Attack File, setidaknya ada 36 serangan hiu dilaporkan di seluruh dunia pada tahun 2019. 

Saat bertemu hiu di laut, disarankan untuk langsung memukul hidungnya dan segera berenang ke tepian. Jika tidak berhasil, garuk mata dan bukaan insang, dua area sensitif. “Hiu tidak boleh bertindak pasif ketika diserang,” kata museum, karena “hiu menghargai ukuran dan kekuatan.”

Yang lebih baik lagi adalah menghilangkan kemungkinan serangan. Peneliti keselamatan hiu Christopher Neff merekomendasikan untuk menghindari berenang selama atau setelah badai, karena dapat membuat air menjadi keruh dan mengeluarkan ikan umpan, sehingga menyebabkan kegilaan mencari makan hiu.

Neff juga menyarankan untuk tidak berenang saat fajar dan senja karena alasan yang sama, dan tidak berenang di hadapan anjing laut atau spesies hewan buruan lainnya, atau di area tempat para nelayan membuang isi perut. Hiu bisa tertarik pada darah, jadi sebaiknya hindari berenang dengan luka terbuka. Benda berkilau juga dapat menarik perhatian hiu yang secara alami penasaran.

Neff merekomendasikan berenang sendirian atau pergi terlalu jauh dari pantai. Dia juga mengatakan masyarakat harus menghindari terlalu banyak bermain air.