bachkim24h.com, Jakarta Alopecia atau rambut rontok adalah suatu kondisi dimana rambut menjadi lebih tipis, rontok secara bertahap atau tiba-tiba.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, antara lain stres, perubahan hormonal, dan pengaruh lingkungan.
Kondisi ini bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung faktor penyebabnya dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan rambut.
Normalnya, seseorang kehilangan sekitar 50 hingga 100 helai rambut setiap harinya jika pertumbuhan rambutnya normal.
Namun, jika keputihan lebih banyak dari biasanya, hal ini bisa jadi merupakan tanda adanya masalah kesehatan, stres, atau perubahan hormonal.
Meskipun penyebabnya berbeda-beda, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengatasi masalah ini dan mendorong pertumbuhan kembali rambut.
Berikut beberapa faktor penyebab rambut rontok, dikutip dari health.com pada (22/4).
Rambut rontok genetik atau dikenal dengan androgenetic alopecia disebabkan oleh faktor genetik atau ketidakseimbangan hormon, termasuk hormon androgen seperti testosteron.
Meskipun semua individu berisiko mengalami kondisi ini dari generasi ke generasi, sebagian besar kasus terjadi pada pria dan sering disebut dengan kebotakan pola pria.
Rambut secara alami menjadi lebih tipis dan tumbuh lebih lambat seiring bertambahnya usia.
Kerusakan rambut yang berkaitan dengan usia berbeda dengan kerusakan rambut yang disebabkan oleh peningkatan hormon.
Proses penuaan menyebabkan folikel rambut berhenti tumbuh.
Perubahan warna rambut menjadi abu-abu disebabkan oleh hilangnya pigmen.
Hal ini menyebabkan rambut beruban dan akhirnya memutih.
Meskipun kerontokan rambut terkait usia tidak dapat dihindari, penggunaan perawatan seperti minoxidil dapat membantu merangsang pertumbuhan rambut jika rambut rontok dimulai pada usia muda.
Alopecia areata adalah suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut yang sehat sehingga mengakibatkan kebotakan.
Ada beberapa jenis rambut rontok: Rambut rontok tidak merata: Area kebotakan kecil muncul di kulit kepala atau tubuh. Alopecia totalis: Kebotakan pada seluruh atau hampir seluruh rambut di kulit kepala. Alopecia universalis: Kebotakan total pada kulit kepala, wajah dan tubuh, yang jarang terjadi. Alopecia areata: Folikel rambut hancur total, menyebabkan pembentukan jaringan parut yang menghambat pertumbuhan rambut.
Perawatan kanker atau radiasi dapat menyebabkan kebotakan karena merusak folikel rambut.
Tingkat kebotakan pada setiap orang berbeda-beda dan dosis obat atau terapi radiasi yang diterima berbeda-beda.
Kebotakan bisa terjadi di berbagai area tubuh seperti kepala, bulu mata dan lain-lain.
Selain itu, kulit kepala juga mungkin terasa gatal dan iritasi.
Rambut biasanya akan mulai tumbuh kembali beberapa bulan setelah perawatan, tergantung pada tingkat kerusakan pada folikel.
Stres dapat menyebabkan kerontokan rambut yang signifikan, yang disebut telogen effluvium.
Perawatan terbaik untuk mengatasi rambut rontok akibat stres adalah dengan mengelola stres itu sendiri.
Rambut rontok biasanya berhenti dalam waktu enam hingga sembilan bulan dan kemudian kembali normal.
Gangguan trikotilomania merupakan salah satu bentuk gangguan obsesif-kompulsif (OCD) yang menyebabkan seseorang mencabuti rambutnya.
Prosedur ini dapat merusak folikel rambut dan kulit sehingga menyebabkan rambut rontok.
Kecanduan mencabut rambut biasanya terjadi sebagai respons terhadap ketegangan dan kecemasan dan seringkali menjadi kebiasaan.
Meski cenderung terjadi pada anak-anak, kondisi ini seringkali membaik tanpa pengobatan.
Ada kemungkinan kecil rambut rontok selama kehamilan.
Beberapa penyakit seperti hipotiroidisme, hipotiroidisme, dan kekurangan zat besi bisa menjadi faktor pemicunya.
Setelah melahirkan, fluktuasi hormonal dan tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan rambut rontok.
Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan dapat menyebabkan kerontokan rambut yang berlebihan.
Selain itu, stres dan trauma yang dialami saat melahirkan juga dapat mempengaruhi patologi ini.
Rambut biasanya mulai rontok sekitar empat bulan setelah melahirkan.
Namun, kondisi ini seringkali membaik setelah sekitar satu tahun.
Mengikat rambut berulang kali dengan kencang dapat menyebabkan rambut rontok yang disebut alopecia.
Hal ini terjadi ketika kepang atau kuncir kuda yang terlalu ketat menarik rambut dan dapat merusak folikel.
Berbagai proses perawatan seperti pewarnaan berulang-ulang, penguncian atau pelurusan juga dapat merusaknya sehingga menyebabkan penipisan atau kerontokan rambut.
Rambut rontok juga bisa disebabkan oleh gesekan dengan pakaian yang disebut dengan alopecia gesekan, terutama pada bagian kaki.
Ketidakseimbangan hormonal yang terjadi pada sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat menyebabkan rambut rontok.
PCOS merangsang ovarium untuk memproduksi terlalu banyak androgen, yang menyebabkan rambut rontok, terutama di pelipis dan bagian depan kulit kepala.
Orang yang mengalami kerontokan rambut akibat PCOS biasanya mengonsumsi spironolakton oral untuk meningkatkan pertumbuhan rambut baru.
Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi hormonal juga mungkin disarankan untuk menurunkan kadar testosteron, penyebab utama rambut rontok.
Kelenjar tiroid yang terletak di leher berperan dalam memproduksi hormon yang sangat penting untuk mengontrol berbagai fungsi tubuh, seperti pernapasan, detak jantung, suasana hati, dan pencernaan.
Gejala penyakit tiroid sering kali berupa rambut menipis, rambut menipis, bahkan alis menipis.
Kondisi seperti hipotiroidisme (kelenjar terlalu aktif) dan hipotiroidisme (kelenjar kurang aktif) bisa menjadi penyebab utama kerontokan rambut, yang seringkali bersifat sementara.
Mengobati masalah tiroid dapat membantu memulihkan pertumbuhan rambut yang sehat.
Namun, penting untuk diingat bahwa jenis obat tiroid tertentu juga bisa menyebabkan rambut rontok.
Penyakit menular seksual (PMS), seperti sifilis, dapat menyebabkan kebotakan pada kepala, alis, dan wajah.
Perawatan antibiotik untuk sifilis dapat mencegah kerontokan rambut lebih lanjut dan rambut akan tumbuh kembali setelah pengobatan berhasil.
Human immunodeficiency virus (HIV) juga secara tidak langsung dapat mempengaruhi kerontokan rambut.
Untuk menjaga kesehatan rambut dan tubuh, sangat penting agar tubuh mendapat cukup vitamin dan mineral.
Mengonsumsi makanan bergizi dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh Anda untuk kesehatan rambut dan tubuh secara keseluruhan.
Malnutrisi dapat menyebabkan rambut rontok seiring waktu.
Menggunakan sampo dengan bahan dan vitamin rambut yang baik juga dapat mencegah rambut rontok.
Paparan zat beracun seperti arsenik, talium, merkuri, asam borat, dan litium dapat menyebabkan rambut rontok.
Mengonsumsi warfarin dalam dosis besar, yang merupakan racun tikus, juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.
Terlalu banyak vitamin A dan selenium juga bisa menyebabkan rambut rontok.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sangat penting untuk mengidentifikasi jenis racun yang masuk ke dalam tubuh.
Rambut biasanya tumbuh kembali setelah paparan racun berhenti.